Sepupu : Part 2

1K 190 20
                                    

Double update!
Happy reading💕





















Hari berganti hari. Sudah seminggu sejak Juna pergi meninggalkan Thea bersama Miko, dan sudah seminggu pula sejak Juna bertengkar dengan Uzi. Juna menjalani hari-harinya seperti biasa--kuliah, kerja dan lain sebagainya walaupun Thea dan pasukan penghuni kost yang lainnya tau bahwa ada sesuatu yang tidak beres dari dirinya. Juna mulai menjauhi Thea, lebih pendiam, suka mengurung diri dikamar, kerja lembur setiap hari...dan membuat orang disekitarnya khawatir akan kondisinya

“Gue takut Juna punya pikiran buat bun--”
“Nggak, Juna gak selemah itu” timpal Rakha. Saat ini Rakha, Uzi dan Ochi sedang nongkrong di kafe tempat Juna bekerja. Entah dimana Thea, namun mereka bertiga saat ini sedang mengawasi Juna yang sibuk bekerja. Jika kalian mengira mereka khawatir, ya mereka sangat khawatir. Maka dari itu mereka melakukan pengawasan pada Juna selama seminggu ini--takut sesuatu yang buruk terjadi pada pria itu

“Zi, lo kenapa sih negur Juna sampai segitunya?”
“Kalo lo jadi gue saat itu, apa lo gak akan ngelakuin hal yang sama?”
Ochi mengulum bibirnya dan menatap kearah Juna yang sibuk melayani para pengunjung kafe, “...gue bakal lakuin hal yang lebih mungkin”
“Yang gue gak habis pikir adalah...Juna masih mau nerima pria sombong itu di kost. Kenapa gak diusir aja sih?”
“Itu kelemahannya Juna, Zi...dia terlalu baik”

“Tapi kalian ngerasa gak sih..” ucapan Ochi membuat Rakha dan Uzi menoleh ke arahnya, “Miko terlalu aneh buat jadi sebatas sepupu”
“Maksud lo dia suka sama Thea?”
“Mungkin? Lo pikir aja, dia protektifnya ke bangetan. Bahkan dia gak ngebiarin orang lain deket sama Thea, ngatur Thea makan apa bahkan dia juga ngatur Thea harus pulang jam berapa dari kafe”

“...iya sih agak aneh”
“He’s too protective to be her cousin” lagi-lagi Rakha dan Uzi menoleh ke arah Ochi
“Anjay, sejak kapan lo bisa bahasa inggris?”
“B*ngsat”



---



Malam ini Juna pulang lembur....lagi, selama seminggu ini ia selalu mengambil jadwal malam dan berharap saat sampai kost ia tidak akan melihat pasukan penghuni kost atau bahkan Miko. Entah kenapa ia merasa harus menjauh sementara dari orang-orang terdekatnya. Saat hampir sampai di kost, Juna melihat sebuah taksi terparkir di depan kost. Hal itu membuat Juna segera menuju kost

“Pak? Ini kenapa?” baru saja sampai di depan pintu, ia melihat Miko dibopong oleh supir taksi dengan badan yang memar-memar
“Oh ini mas, dia mabuk di klub malam terus berantem. Dia bilang tinggal disini, mas temennya?”

“I-iya” Juna merogoh sakunya dan mengambil kunci pintu depan kost. Juna bersyukur supir taksi itu mau membantunya membawa Miko sampai ke ruang keluarga
“Makasih ya pak” Juna menatap kepergian taksi yang mengantar Miko setelah mengantar supir taksi itu pergi. Namun saat kembali ke dalam, Juna melihat ruang keluarga dan ruang tamu berantakan--sangat berantakan. Oh iya, jangan lupakan Miko yang berdiri limbung sambil berpegangan pada lengan sofa

“Lo!” tunjuk Miko pada Juna, “Lo tuh gak pantes buat Thea, paham?”
Miko tertawa sarkas menatap Juna, “Lo cuma cowok miskin...tapi gue heran kenapa Thea mau deket-deket sama lo”

Pria mabuk itu berjalan limbung menuju Juna yang masih terdiam menatap Miko. Miko mencengkram erat bahu Juna dan membuat pria itu meringis kesakitan, “Jangan deketin Thea lagi...karena Thea itu punya gue”
“Apa?”
“THEA PUNYA GUE! LO DENGER GAK SIH?!”

Bugh!

Sebuah memar berhasil didapatkan Juna setelah pria mabuk itu memukulnya tepat di pipi kirinya dan juga membuat Juna limbung karena pukulan yang cukup keras itu
“Lo kira gue gak tau waktu itu lo mau nembak Thea kan?!” Miko tertawa sarkas, “Itu alasan gue ikut kalian! Biar lo gak bisa nembak ataupun deket-deket sama Thea b*ngsat!”

Kost Nomor 17 | SVTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang