Kencan Buta : Part 2

983 149 22
                                    

Happy reading💕























“BANG OCHI!” Sakha berkacak pinggang saat berhadapan dengan Ochi, “Kata abang, bang Ochi jual abang ke tante tante yang suka nyosor sampe abang kabur”

Brush!

“Ju-jual? Lo jual si Rakha, Chi?!”
“Ooo…sekarang lo alih profesi apa gimana, bang?”
“Penyalur nih?” tanya Dava dengan senyum jahilnya
“Hah? Apaan sih?”

“Ck! Gue barusan tanya abang, katanya tadi lo jual abang ke tante girang. Mana dia suka nyosor dan abang hampir ke sosor. Terus abang kabur”
“Nyo-nyosor?”
Chan tertawa mendengar ucapan Sakha, “Nyosor, itu cewek apa soang, bang?”

“Gu-gue gak ngapa-ngapain, kok”
“Haiya, jangan bilang lo nyomblangin bang Rakha sama cewek?” ucapan Hendra membuat Ochi menatapnya terkejut
“Lo cenayang ya?”
“Dukun”
“Dukun enak tuh kalo digoreng”
“Itu sukun!”

“Ish! Ini dulu selesaiin, itu abang gue kenapa?!”
“Cuma…gue ikutin kencan buta, kok. Gak dijual”
“KENCAN BUTA?!”
.
.
.
.
.

“Terus gimana?”
“Ya gitu”
“Ya gitu gimana?!” tanya Sakha yang kesal dengan jawaban dari Rakha yang menurutnya kurang memuaskan
“Ya gue diajak jalan sama dia setelah nongkrong di kafe”

“Kemana?”
“Nonton”
“Terus? Gak mungkin dong nonton doang habis itu lo kabur?” tanya Sakha yang super duper kepo kenapa abangnya bisa melarikan diri bahkan marah besar pada Ochi

“Lo pengalaman banget ya?”
“Ng-nggak juga. Terus lo ngapain? Nonton film apa?”
“Horror. Udah gue duga dia punya niat buruk pas milih film horror segala”

“Dia meluk lo?”
“Gak cuma meluk. Hampir nyosor”
Sakha yang sedikit shock dengan pernyataan Rakha menegakkan punggungnya, “Dia grepe lo?”

“Gak sampe grepe juga sih”
“Terus terus terus? Habis dari bioskop ngajak kemana?”
“Motel”
“ANJAY!!!” teriak Sakha kaget, “Astaga astaga, terus lo mau?!”

“Ya kagak lah! Gila kali! Gue pura-pura aja ke WC pas dia pesen makanan. Terus gue kabur”
Sakha memegang kepalanya yang saat ini sudah berdenyut, “Anjir! Abang gue yang polos kayak pantat bayi hampir di unboxing”
“S*alan lo!”

“Btw bang, emang dia setua itu sampe lo bilang tante tante?”
“Nggak juga sih. Kelahiran 94 katanya”
“Seumuran kak Dara sih”
“Cuma….dandanannya itu loh”

“Dandanannya? Gimana?”
“Bajunya kurang bahan, terus...gue rasa dia bukan pake make up deh. Pake dempul buat ngecat dinding kayaknya”
“Jangan bilang….muka siang leher malem?”

Rakha menatap adik kembarnya itu serius, “Dari jauh sih gak kelihatan ya, tapi dari dekat….gue yakin lo aja bakalan lari deh, Kha”
“Anj--bang, lo beneran di jual sama bang Ochi! Masa cabe-cabean begi--”

Brak!

“Kha! Kha! Gawat!” Rakha dan Sakha sama sama terlonjak saat Ochi membanting pintu kamar Rakha
“Ada apaan?”
“Cy-cynthia, si cewek tadi. Minta ganti rugi dan tanggung jawab dari lo! Katanya dia dirugiin sama lo”
“APAAN?! GUE GAK NGAPA-NGAPAIN DIA ANJIR!”

 Minta ganti rugi dan tanggung jawab dari lo! Katanya dia dirugiin sama lo”“APAAN?! GUE GAK NGAPA-NGAPAIN DIA ANJIR!”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kost Nomor 17 | SVTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang