KKN Story : Proker 17-an

1.4K 228 11
                                    

Dirgahayu Indonesia ke-76
Semoga semakin membaik💕








Happy reading💕























Tidak terasa sudah 2 minggu Rakha, Juna, Ochi dan Uzi menjalani Kuliah Kerja Nyata di desa masing-masing. Berbagai macam proker dan berbagai macam kejadian dialami oleh mereka. Kejadian menyenangkan, menyedihkan, membuat kepala pusing bahkan sampai kejadian mistis. Seperti Juna yang jatuh saat mengerjakan program KKN hingga membuat kakinya keseleo dan susah jalan, Ochi yang demam tiga hari karena ‘ketempelan’ setelah buang air kecil sembarangan, Uzi yang disukai oleh ibu-ibu kampung karena terlihat imut seperti anak SD dan Rakha yang selalu diandalkan kepala desa untuk membantu urusannya.

Malam ini, Rakha, Ochi dan Bagas mewakili kelompok mereka untuk membahas kerjasama program kerja dengan kelompok Juna dan Uzi. Namun yang rapat malam ini hanya Uzi dan beberapa anggota kelompoknya seperti Tio, Alan dan Nur yang datang karena kaki Juna masih susah untuk digerakkan. Kerjasama proker mereka kali ini kata Ochi sih, cukup menyenangkan--a simple proker katanya, soalnya cuma nyiapin upacara, acara bersih-bersih desa dan lomba 17 Agustusan. Ya, proker mereka kali ini berkaitan dengan hari kemerdekaan Indonesia

“Jadi, ada beberapa usul untuk proker kita spesial 17an untuk seminggu ini--”
“Kayak martabak aja pake spesial, neng” goda Ochi pada Nur selaku sekretaris dalam kerjasama proker ini
“Potong teros, lanjut aja Nur. Anggap aja gak ada wujudnya” ayo tebak siapa yang berani berbicara seperti itu pada Ochi

“Dari kelompok 175, anggotanya Rakha mengusulkan untuk hari pertama seminar untuk petani mengenai penjualan hasil tani, hari kedua kita ada pembagian bibit tanaman dan obat-obat tanaman gratis, sama hari ketiga pemeriksaan kesehatan gratis”
“Kita gak rugi apa Kha, gratis semua?” tanya Ochi
“Lo pelit banget jadi manusia ya” heran Nur

“Eh, neng. Bukan masalah pelit nggaknya, ini dana KKN belum ada yang cair”
“Kalian udah ajuin dana?” tanya Rakha
“Udah, tapi seperti biasa, dana gak semudah itu turun kayak air hujan. Apalagi dana KKN dari univ. Makin susah” jawab Tio
“Jangan terlalu berharap sama dana univ, kayak univ kita kaya aja” ucapan Uzi sukses membuat yang lainnya tertawa
“Gimana menurut Tio, ada usulan gak dari proker hari pertama sampai ketiga?”

“Gue sih oke oke aja. Cuma mau tanya, itu pemeriksaan kesehatan gratis nya ngapain aja? Sorry, gue gak tau soalnya gue anak teknik”
“Kita ada jalan santai sama senam lansia, jadi nanti rencananya kita bagi dua tim. Ada yang jalan santai sama senam lansia. Terus setelah itu kita adakan seminar kesehatan sekalian istirahat, baru setelah selesai kita adakan pemeriksaan gula darah sama tekanan darah”
Tio mengangguk-anggukan kepalanya mendengar penjelasan Rakha, “Gue setuju sih, gimana yang lain?”




Rapat kerjasama proker antara kelompok Rakha dan kelompok Tio berjalan dengan lancar, tidak ada perdebatan sengit hingga menimbulkan perbedaan pendapat karena pada dasarnya ini adalah Kuliah Kerja Nyata, dimana mereka hanya harus mengaplikasikan ilmu mereka agar berguna untuk masyarakat sekitar. Jadi ya, simpel simpel aja, kalo ribet malah takutnya masyarakat yang kurang ngerti, kan?

“ANJ--” Ochi segera menutup mulut dan membalikkan tubuhnya. Hampir saja ia mengumpat saat melihat seorang gadis duduk santai di halaman rumah
“Udah pulang?”
“Udah selesai. Ngapain disini?”
Priscil menunjuk wajahnya, “Maskeran”

“Maskeran malem-malem, lo gila ya?!” protes Ochi
“Emang kenapa? Artis korea aja kalo maskeran sebelum tidur”
“Tapi gak di teras juga, kukang! Gue kira lo setan tau gak?!”
“Ya maaf”

Ochi segera masuk ke dalam rumah huni sedangkan Rakha yang tertawa melihat perdebatan keduanya memilih untuk duduk disebelah Priscil yang asyik memainkan handphonenya
“Gimana rapatnya?”
“Lancar. Usulan kita disetujui Tio” Priscil hanya mengangguk-anggukan kepalanya setelah mendengar jawaban Rakha

Kost Nomor 17 | SVTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang