Happy Reading💕
“Hiks...hiks”
Uzi menegakkan kepalanya saat mendengar suara isakan tangis di tengah malam yang gelap, di kost nya. Saat ia mencoba melihat jam yang terpasang di dinding, waktu menunjukkan pukul 2 malam. Siapa pasukan penghuni kost yang masih bangun di jam segini?
“Hiks...hiks”
Uzi mulai menatap sekitarnya, namun nihil..suasana kost sangat sepi. Hanya ada dirinya yang sedang membuat kopi untuk menemaninya mengerjakan tugas. Lalu siapa yang menangis?
“Hiks...Hiks”
Ayolah, Uzi bahkan tidak percaya takhayul atau cerita horor dari lambe Wawan mengenai hantu yang ada di kost ini. Iya, kata Wawan kolam renang itu berhantu. Lalu tangga di sebelah kamar Satria juga berhantu--tapi bahkan Uzi tidak percaya akan semua itu. Toh, selama tinggal disini ia tidak pernah diganggu oleh ‘hantu’ yang diceritakan oleh Wawan. Uzi hanya percaya satu prinsip--selama ia tidak mengganggu, maka ia tidak akan diganggu. Jika ia diganggu duluan, berarti ‘hantu’ itu lagi kurang kerjaan
“Hiks...Hiks”
Uzi menarik nafas dan membuangnya perlahan untuk menetralkan detak jantung. Walaupun tidak takut, tetap saja detak jantungnya berdegup kencang. Ia memberanikan diri untuk mencari darimana asal suara tangisan itu
“Hiks...Hiks” Suara itu semakin keras dan semakin dekat. Oke, Uzi sudah menemukan siapa pelakunyaTok! Tok! Tok!
“Si-siapa?”
“Uzi”Kriet!
Sakha menyembulkan kepalanya dari balik pintu dengan wajah yang kacau dan air mata yang membasahi pipi--dan jangan lupakan ingusnya.
“Abang...belum tidur?”
“Gue yang harusnya tanya, lo ngapain jam segini belum tidur?”
“Oh, i-itu…”“Lo ngapain nangis?” Sakha segera mengusap mata dan wajahnya kasar saat Uzi memergokinya menangis
“Gu-gue…”
“Lo patah hati?”
Sakha menggeleng perlahan, “Nonton drama”
“Hah?”
“Gu-gue nangis karena...nonton drama”Setelah mendengar ucapan Sakha, Uzi langsung mendorong kepala pria itu hingga terjungkal ke dalam kamar dan..
Blam!
...membanting pintu kamar Sakha hingga rasanya ada salah satu bautnya yang lepas
“Dikira apaan, buang-buang waktu aja”---
Tidak hanya Uzi, tapi juga Rakha yang notabenenya adalah abang sekaligus kembarannya Sakha juga merasa bahwa akhir-akhir ini adik kembarnya itu...aneh. Iya, aneh. Kayak bukan Sakha. Ya, walaupun Rakha tau bagaimana gila, aneh dan absurdnya tingkah Sakha. Tapi tetap saja ada yang aneh. Seperti beberapa hari yang lalu contohnya…
Dava keluar dari kamarnya dengan menenteng laptop yang menampilkan tugasnya
“Sakha”
“Hm?” sedangkan yang dipanggil hanya berdehem karena mulutnya penuh dengan keripik kentang
“Lo salah ngerjain bagian ya?”
“Hah?”“Ngapain lo ngerjain bagian gue?”
“Lah mana gue tau”
“Kan ada pembagiannya?! Gimana sih?”
“Yaudah lah Dav, lo kerjain bagian gue”
“Enak banget lo ngomong! Gue udah riset segala macem malah lo kerjain” Juna yang melihat Dava hampir memukulkan laptopnya pada Sakha segera memasang badan untuk menghalau kedua pria itu berkelahi
KAMU SEDANG MEMBACA
Kost Nomor 17 | SVT
Fiksi PenggemarSelamat datang di Kost Nomor 17 Semoga betah ya~ Kost yang dihuni 13 mahasiswa dengan berbagai macam sifat dan kelakuan [!] lokal fanfiction beberapa bahasa kasar semi baku Update : setiap selasa Start : 7 - 7 - 2020 ©BesiBromIodin; 2020 🏆H...