Serangan Kecoa

1.8K 208 8
                                    

Happy reading💕
























Libur telah usai~
Tidak terasa sudah 1 minggu sejak lebaran, dan itu artinya mereka harus kembali ke kehidupan nyata mereka sebagai seorang mahasiswa--dan pekerja untuk Joshua. Pelit memang, libur lebaran hanya diberi waktu satu minggu. Tapi bagaimanapun mereka tetap bersyukur diberikan liburan di tengah pusingnya kepala akibat belajar--bersyukurnya di hati aja, di mulut tetep aja ngomel.

Rabu ini, pasukan penghuni kost kecuali Joshua yang sudah lulus akan mulai masuk kuliah sedangkan Joshua sudah mulai masuk kerja. Nanggung banget emang, masa masuk pertama hari Rabu--tapi yah mau gimana lagi. Biasanya satu persatu pasukan penghuni kost akan pulang ke kost. Tapi hingga H-2 masuk kuliah, tidak terlihat tanda-tanda kehadiran manusia di Kost Nomor 17

Kriet!

Chan menyembulkan kepalanya dari balik pintu dan menengok ke kanan lalu ke kiri untuk melihat kost nya terlebih dahulu sebelum dirinya masuk, “Wow...sepi banget”

Chan melangkahkan kakinya untuk menyusuri kostan dan melihat betapa mengerikannya kostnya--debu dimana-mana, kolam renang yang banyak daun kering entah dari mana, sarang laba-laba dan lain sebagainya. Ini kenapa kostan nya jadi cosplay rumah hantu sih? Mana hawanya pengap banget. Harusnya seminggu ditinggal gak sampai kayak gini--soalnya kalo libur semester ditinggal 1 bulan aja gak kayak gini. Apa bu Inah gak dateng buat bersih-bersih?

“Ini kok...suasana mencekam gini sih” Chan menengokkan kepalanya untuk melihat jam di dinding dan jam menunjukkan pukul 4 sore, “Masih jam 4 padahal udah gini. Gimana kalo gue dateng magrib”
Chan membawa tasnya menuju ke lantai 2--ke kamarnya, “Lantainya aja berdebu banget, anjir. Gak dibersihin apa ya? Atau gak ada yang masuk ke kost sama sekali setelah semuanya mudik?” monolog Chan

Kriet!

Chan membawa masuk tasnya dan menutup pintu kamarnya, “Astaga ngantuk banget”

Chan merebahkan dirinya diatas kasur walaupun ia sendiri belum berganti baju. Perjalanan dari Jogja ke Jakarta menggunakan kereta api memakan waktu kurang lebih 7 hingga 8 jam, dan dia juga tidak mungkin tidur di kereta atau tasnya akan hilang jika tidak dijaga. Pasti ada saja oknum-oknum nakal semacam itu jika naik kereta. 7 jam terjaga membuat Chan mengantuk namun ada bau yang mengganggu indra penciuman Chan
“Ini bau apa ya? Kayak gak asing…” Chan menelusuri penjuru kamarnya dan--
“KECOAA!!!”

---


Entah sudah berapa jam Chan duduk--eh, tidak. Bukan duduk lebih tepatnya jongkok diatas sofa di ruang keluarga sambil bawa raket nyamuk ditangan kiri dan b*ygon ditangan kanan. Bisa dibayangkan kawan-kawan? Chan sedang dalam mode waspada terhadap kecoa-kecoa yang tadi menyerangnya. Tidak masalah jika kecoanya itu dalam mode normal tapi kecoa-kecoa yang menyerangnya tadi itu dalam mode pesawat alias terbang. Gimana gak serem?

Saat Chan mengidentifikasi bau yang ia kenal tadi, ia membuka lemari bajunya dan jeng jeng...bahkan Chan sampai terjungkal ke belakang saking terkejutnya akibat serangan mendadak dari kecoa-kecoa yang terbang ke arahnya. Bukan 1 atau 2 kecoa melainkan belasan makluk berwarna coklat yang bisa berkamuflase menjadi kurma itu
“Hihh” Chan bahkan bergidik saat mengingatnya lagi. Satu hal yang ia harapkan saat ini adalah abang-abangnya datang--jika tidak semua, salah satu saja tidak apa-ap--

Kriet!

“Assalamualaik--”
“ABANG!!” Chan segera berlari menuju pintu depan. Entah siapapun itu, ia sangat senang karena ada yang datang

“ET! TUNGGU!” seketika Chan menghentikan langkahnya saat Uzi berteriak dana memundurkan tubuhnya. Bukannya Uzi tidak suka dipeluk--tapi memang Uzi anti dipeluk. Yang jadi masalah bukan itu, tapi Chan hendak memeluknya dengan tangan kanan memegang raket nyamuk dan tangan kiri memegang b*ygon--jadi kemungkinannya kalo gak kesetrum raket nyamuk, muka Uzi kena b*ygon.

Kost Nomor 17 | SVTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang