Ospek Day 1 : Kesurupan?

2.8K 332 4
                                    






























Setelah melalui libur yang cukup panjang--yaitu kurang lebih 2 bulan, maka sekarang waktunya melakukan sambutan untuk mahasiswa baru.

Penerimaan mahasiswa baru yang telah dilakukan oleh universitas sejak lima bulan yang lalu, sudah berakhir 2 minggu yang lalu dengan pengumuman nama-nama mahasiswa baru yang terpilih. Para mahasiswa budak proker tentu saja akan semakin sibuk pada masa ini untuk mempersiapkan kedatangan adik-adik tingkat mereka walaupun persiapan mereka sudah dilakukan sejak 1 bulan yang lalu.

Diantara pasukan penghuni kost nomor 17 ada Ochi, Sakha, Dava, Wawan dan Chan yang jadi panitia ospek alias Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus tahun ini. Bahkan mereka sudah kembali ke kost sejak satu bulan yang lalu untuk pulang pergi rapat dan mempersiapkan acara ospek yang….tentu saja menyenangkan, bukan?

Ochi dan Chan sebagai panitia ospek fakultas sedangkan Sakha, Dava dan Wawan sebagai panitia ospek universitas

“Bang, jagain adek gue”
“Iya Non”
“Jangan diapa-apain”
“Iya emangnya gue mau ngapain sih?”

“Jangan dihukum, jangan dimarahin, jangan disuruh-suruh, jangan dikasih tugas yang berat-berat”
“Gimana kalo Sofia gak usah ospek aja Non? Ya mana bisa gue jagain dia, kan gue juga kerja”

“Ya...pokoknya jagain adek gue. Dan jangan dideketin, jaga jarak minimal 5 meter”
“Buset gue bervirus apa? Katanya minta jagain tapi minimal 5 meter”
“Kan bisa ngawasin dari jauh” Sakha dan Dava memasang wajah datar setelah mendengar ucapan Vernon.

Ya, Vernon juga balik ke kost dengan alasan mau nemenin adiknya--Sofia buat ospek, sedangkan Sakha dan Dava yang mau berangkat jadi panitia diceramahin dulu panjang lebar sama Vernon buat jagain adeknya. Sebenernya Vernon mau minta Wawan atau Ochi atau Chan buat jagain adiknya namun pekerjaan mereka jauh lebih berat dibandingkan Sakha dan Dava yang lebih kelihatan seperti pengangguran daripada panitia ospek
“Yaudah gue sama Dava berangkat dulu ya. Adek lo bilangin jangan sampai telat” ucap Sakha sambil memasang sepatunya

Waktu menunjukkan pukul 4 pagi saat Sakha dan Dava bersiap menuju kampus. Sakha yang biasanya harus dibangunin abangnya dulu buat berangkat ke kampus, terpaksa bangun pagi karena jadi panitia ospek--berbekal 10 alarm yang dipasang di kamarnya + ditelpon abang dan maminya

“Btw lo ngapain bangun sepagi ini, Non?” tanya Dava
“Bantu Sofia siap-siap, ini gue juga nyiapin sarapan buat dia” Dava dan Sakha yang mendengar hal itu saling melempar pandang

“Ngapain juga Non? Sofia kan udah gede, lo tinggal pastiin dia bangun pagi aja. Gak usah lo repot”
“Nggak bang, Sofia itu adek gue satu-satunya. Gue harus jagain dan pastiin dia aman sampai ke kampus”

“Buset dah. Diva aja gue biarin, Non. Udah gede juga”
“Sorry bang, gue gak sama kayak lo. Yaudah gue ke kost-annya Sofia dulu ya. Hati-hati dijalan bang” Vernon langsung menuju ke seberang kost nya. Ya, saking protektifnya kakak yang satu itu, ia bahkan memilihkan kost adiknya berseberangan dengan kostnya--katanya supaya lebih mudah ngawasin dan jagainnya

“Dav, ngerasa gak sih. Nanti Sofia bakal susah dapet pacar?”
“Iya, si bule protektif banget sama adiknya njir”
“Lo tau kagak?”
“Apaan?”
“Bang Juna ngefollow ig nya Sofia langsung dilabrak sama Vernon. Cuma ngefollow cuy, belom ngechat”
“Gila, protektif banget. Gue kalo gitu ke Diva bisa disembur sama tuh anak. Kok Sofia nurut-nurut aja ya?”
“Entah. Ayo berangkat, cari sarapan dulu yak”
“Beliin Wawan sekalian, kasian kemarin malem nginep di rektorat”













Kost Nomor 17 | SVTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang