OS - Trapped

1.3K 133 18
                                    

Hari ini seperti hari-hari yang lalu, Jungkook duduk di balik jendela yang memisahkan ruang kantor dengan koridor stasiun yang sering dilewati para penumpang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini seperti hari-hari yang lalu, Jungkook duduk di balik jendela yang memisahkan ruang kantor dengan koridor stasiun yang sering dilewati para penumpang.

16 Desember 1995.

Jungkook menatap kalender, senyumnya kembali cerah setelah kemarin ia menunggu dengan tidak sabaran jam berdetak agar lebih cepat menuju pagi. Dan sekarang ia benar-benar menyukainya, perasaan senang yang tidak bisa ia gambarkan.

"Selamat pagi!"

Jungkook menoleh, diliriknya sebentar Ibu-Ibu berpakaian seragam memasuki ruangan, tubuhnya yang agak tambun sedikit kesulitan melewati celah di antara dua meja.

"Selamat pagi, Nyonya Kim," balas pemuda yang ikut berada di dalam satu ruangan bersama mereka.

"Senin ya? Hah, pasti sangat padat," keluhan Nyonya Kim yang mulai terbiasa dengan keberadaan Jungkook lima belas tahun terakhir ini. Begitupun dengan Jungkook, meskipun awalnya mereka sangat canggung -bahkan saling menghindar, namun lambat laun bisa mereka lalui. Bukan mau Jungkook kan berada di sana, semua karena keadaan.

"Bagaimana akhir minggu anda, Nyonya?"

Pemuda itu bernama Soobin, usianya masih muda dan cukup pantas menjadi putra bungsu Nyonya Kim yang akan mengalami masa pensiun dua tahun lagi. Setidaknya itu informasi yang Jungkook dapatkan ketika mendengar obrolan mereka berdua di sela-sela pekerjaan.

"Baik, tapi cukup merepotkan juga. Cucu-cucuku terlalu aktif. Punggungku rasanya, duh!"

Jungkook menggerakkan jemarinya seolah mengurut tubuh belakang Nyonya Kim, sesekali ia tersenyum melihat ekspresi wanita baik yang selalu membawakan Soobin sarapan itu.

Ting!

Jungkook segera menoleh ke sumber suara, kedua kakinya diturunkan lalu berjalan mendekati pintu loket. Ia benar-benar seperti anak kecil yang menunggu sinterklas membawakan hadiah di malam natal.

Mana ya? Kedua matanya menyusuri satu per satu calon penumpang yang berjalan melewati ruangan tempatnya berada. Di balik kaca loket, ia dapat melihat jelas seperti kemarin. Gadis yang selalu mendatangi untuk membeli tiket perjalanan ke Gwangju setiap pagi dan akan kembali pukul sepuluh malam di stasiun Seoul.

Apa tidak lelah ya? Sejauh apa sih Seoul ke Gwangju?

Kadang pertanyaan itu menghiasi benak Jungkook, maklum ia belum pernah menempuh rute itu sejak dirinya berada di sini. Iya, hanya di sini, stasiun dan segala kehiruk pikukan yang menemaninya.

"Selamat pagi." Gadis tersebut menyapa.

Jungkook mengambil nafas panjang, ditatapnya lekat-lekat wajah si pemesan tiket yang selalu mendekati loket tiap pukul 06.40 pagi, lalu Jungkook ikut tersenyum dengan sendirinya saat bibir gadis itu bergerak.

Them - A Short StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang