Eve For Adam [ 12 ]

1.1K 262 27
                                    

Taewoo merapatkan mantel, kedua telapak tangan ia gosokkan demi mengurangi efek dingin yang menerpa tubuh. Sedari tadi ia berdiri di depan gedung perkuliahan Sangmoon, menunggu detik-detik ia membuat pengakuan pada sahabatnya tersebut.

"Woo-ya!" Sangmoon setengah berlari menghampiri tubuh Taewoo yang hampir membeku, masih mengenakan seragam sekolah SMA seperti Sunmi. "Ada apa?"

Taewoo mengalungkan sebelah tangannya di leher Sangmoon. "Traktir aku makan."

"Yya! Kau menemuiku hanya untuk ini?"

Taewoo tergelak, meskipun ia masih terbilang anak sekolah, berbeda status dengan Sangmoon yang telah menyandang gelar mahasiswa, Taewoo tetap bersikap selayaknya teman sebaya. Toh kenyataannya memang mereka seumuran.

"Ck, payah!" Sangmoon ikut mengalungkan tangan kirinya di leher Taewoo.

"Kau membuatku susah bergerak!" Taewoo melepas kalungan lehernya, lalu mendorong tubuh Sangmoon menjauh.

"Kau yang memulainya." Lagi-lagi Sangmoon tergelak, masih berjalan bersama teman karibnya menyusuri trotoar. "Terima kasih."

"Untuk?"

"Menjaga adikku."

Taewoo tersenyum samar. Bagaimana dia harus memulainya?

------

Sunmi memainkan bandula kecil milik Dokter Sam di ruang konsultasi. Telah duduk bersama Dokter Sam di meja kerja, Sang Adam dengan wajah tenang. Sesekali menuliskan beberapa kalimat Dokter Sam di dalam longbooknya. Sore ini Sunmi telah meminta ijin pada Yerim untuk diantar konseling bersama Jungkook. Karena Yerim cukup sibuk sebagai pegawai baru serta Sangmoon yang telah membuat janji dengan kawannya, Sunmi meminta Jungkook menemaninya kali ini.

"Dokter Sam."

"Hem? Ada apa Mimi?"

"Kapan aku bisa tidur?"

Dokter Sam tersenyum kecil, kemudian berdiri mendekati tubuh Sunmi yang tengah duduk di atas sofa panjang, tempat biasa ia merelaksasikan dirinya.

"Kau tidak lagi menjalani hipnoterapi. Kita akan mengobrol, bagaimana?"

Sunmi melirik Jungkook yang telah berdiri menghadap jendela besar, mengamati sisa salju yang menghiasi pekarangan belakang klinik Dokter Sam.

"Apa Jungkook oppa akan ikut mengobrol bersama kita?"

Jungkook menolehkan kepala, kemudian berbalik menghadap Sunmi dan Dokter Sam.

"Apa kau keberatan?" Tanya Dokter Sam, lembut.

Jungkook dan Sunmi saling menatap, seakan-akan mengerti, Jungkook mendekati tubuh Sunmi lalu mengacak pelan poninya. "Aku akan keluar. Kau boleh mengobrolkan apa saja dengan Dokter Sam, okay?"

Sunmi menelengkan kepalanya, lalu mengangguk ragu.

Jungkook tersenyum kecil lalu keluar dari ruang konseling. Baginya sebuah kepercayaan masih dibangun oleh Sunmi. Bagaimanapun ia orang baru bagi keluarga Kim. Sebaik-baik sikapnya, Sunmi masih membangun batasan diantara mereka.

Kling!

Jungkook merogoh kantung celana saat ponselnya berdering. Sebuah panggilan dari Yerim.

"Iya?"

"Jungkook-ssi, kau masih dengan adikku?"

"Hem, ada apa?"

Terdengar helaan nafas di seberang sana. "Maaf merepotkanmu lagi, aku akan menyusul kalian selepas jam kantor. Tunggu aku."

Them - A Short StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang