Omar Al Ghadafi
_
"Hujan...," Lintang memandang halaman rumah yang kian basah karena hujan kembali menyapa. Tadi sempat berhenti menjelang adzan isya', tapi sekarang deras lagi. Sedih, tidak bisa beli pulsa.
"Ngapain, Dek?"
Lintang menoleh ke belakang saat suara Airin terdengar. "Tambah deres aja hujannya."
"Namanya juga bulan Januari. Apalagi kalau jelang imlek, bakal hujan terus."
"Lempar celana dalam aja, Mbak."
"Eh?"
Lintang meringis, "jayus ya, hehe."
"Ajaran dukun mana itu?"
"Ih, aku pernah dengerin gitu caranya ngusir hujan. Temenku orang Ponorogo yang bilang."
"Terus, mempan?"
"Katanya sih gitu..," Lintang berdecak kecil, bahunya mengedik.
"Pampers Dek Sa aja yang dilempar, gak rugi."
Lintang pasang wajah jijik, "rusuh ih, Mba Airin. Jorook!"
"Lha kan sama-sama celana dalam."
"Ya gak gitu juga." Lintang menyipitkan dua mata. "Eh, Mba tambah gemukan, isi lagi ya?"
Mata Airin berotasi ke atas, "kamu orang ke delapan ngomong gitu, kesel banget sumpah."
"Alhamdulillah kalau isi, Mbakyu...."
"Emang aku gemuk banget ya, Dek? Ini lagi menstruasi loh."
Nah loh! Lintang sepertinya salah topik. "Gak gemuk sih, tapi montok! Biar Masku tambah gemes-gemes gimana gitu. It's oke kok, Mbak."
Jawaban diplomatis Lintang membuat Airin menggembungkan pipi. "Bohoong."
"Ih enggak, Mbak masih cantik kok. Suer!"
"Halah."
Lintang tertawa juga, menggoda Airin memang menyenangkan. Kakak ipar satu-satunya itu tidak pernah memarahinya, kalau ngomel sih sering. Terutama kalau soal cowok, bisa lebih cerewet dari Ibu sama Mas Dhamar.
"Mbak, ada payung gak?"
"Ada, mau ke luar?"
Lintang mengangguk, "mau beli pulsa deket pos satpam."
"Tapi masih hujan loh."
"Iya sih, tapi pulsaku habis bis. Aku mau nelpon temen kos."
"Pake hapeku aja."
"Gak ah, nelponnya lama. Ntar pulsa Mbak ikutan habis."
"Temen kos apa temen cowok?"
Mulai deh. Mbak Airin keponya kumat. "Mau curhat tugas."
KAMU SEDANG MEMBACA
Them - A Short Stories
Fanfiction[Tamat] Ini adalah kumpulan kisah tentang mereka yang mencinta. - Them | Mereka -