An epilog
Satu setengah tahun sejak mereka bertemu lagi lalu berpacaran jarak jauh hingga kemudian akhirnya sah menjadi suami istri meski lulusnya molor satu semester dari yang ditargetkan Lintang. Maklum karena persiapan nikah di saat akhir penggarapan skripsi sempat membuat Lintang kewalahan. Namun akhirnya semua terselesaikan juga.
Saya terima nikah dan kawinnya Lintang Pambayun binti Almarhum Muhammad Bahrudin dengan mas kawinnya yang tersebut dibayar tunai.
Itu kalimat yang menandakan Omar resmi menikahi Lintang. Membuat Dhamar serta Ibu bernafas lega. Omar yang membawa serta keluarga besar dari ayah dan ibu juga terlihat bahagia, ditambah lagi Genta sebentar lagi juga rasa-rasanya akan memiliki ibu baru. Itu terbukti dari Genta yang sering menempel pada seorang perempuan seumuran Omar yang pernah dua kali Lintang lihat berada di kediaman Pak Adi.
Oke kembali ke Omar dan Lintang.
Kata Omar kalau pas diwawancara Adiatma, Lintang itu penurut banget. Meskipun terlihat manja dan cuek, perempuan itu akan menuruti nasehat Omar, terutama kalau lagi kesal dengan Dhamar. Padahal sebetulnya nasehat Dhamar dan Omar mirip, tapi Lintang lebih menurut apa kata Omar.
Mungkin Omar memang diciptakan untuk menjadi pawangnya Lintang. Siapa tahu kan?
"Habis ini mau honeymoon ke mana, Mar?"
"Mau tau aja."
Sang Surya belum menampakkan sinarnya ketika Omar dan Lintang menapakkan kaki di Inter State Bus Terminal Shimla. Di antara kegelapan, nampak terasering lampu-lampu rumah dan hotel. Mengikuti garis-garis jalan, meliuk liuk menghiasi perbukitan. Rasa kantuk dan capek seakan sirna. Setelah semalamam pasangan pengantin baru itu menempuh sepuluh jam perjalanan di dalam bus dari kota Manali menuju Shimla kini keduanya telah berada di tempat tujuan setelah beristirahat sejenak di hotel.
Udara dingin merasuk ke dalam tubuh. Shimla nampak lengang terlarut dalam sisa-sisa kabut malam. Menunggu sang surya, keduanya menikmati hangatnya Chai -teh ala India yang diseduh dengan susu, menyebabkan wajah Lintang yang kedinginan tampak semakin menggemaskan di mata Omar.
"Kupikir di India tidak ada kota seindah ini." Lintang mengangkat tinggi tangan kanan ke awang-awang.
"Suka?"
"Eum.., suka banget." Lintang berganti menatap sang suami. "Kenapa destinasi keren kayak gini gak terkenal di negara kita ya?"
"Biasanya backpacker yang lebih ngerti tempat kayak gini."
"Enak ya ngebolang di negara lain, keliling dunia. Gak pusing mikir skripsi."
Omar tersenyum mendengar celetukan Lintang. "Katanya mau jadi dosen, habis ini jadi nerusin apa enggak?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Them - A Short Stories
Fanfiction[Tamat] Ini adalah kumpulan kisah tentang mereka yang mencinta. - Them | Mereka -