Samudera [ 6 ]

965 188 16
                                    

Hatiku selembar daun melayang jatuh di rumput.

Nanti dulu, biarkan aku sejenak berbaring di sini.

Ada yang masih inginku pandang, yang selama ini senantiasa luput.

Sesaat adalah abadi, sebelum kau sapu taman setiap pagi.

(Sapardi Djoko Damono)

..

Yuna membuka pintu kamar kakaknya, kakinya melangkah keluar lalu menutupnya pelan. Kedua matanya menangkap wajah lega Sang Ayah yang berbincang dengan Jungkook setelah tadi sore Yerim menangis sejadi-jadinya. Melepaskan sedikit beban yang ia pendam seorang diri.

"Bagaimana kakakmu?

Yuna meletakkan gelas di nakas dapur, menghela nafas berat. "Sudah berhasil tidur, mungkin efek obat yang ditelannya tadi."

Jungkook diam sembari menatap Yuna, setelah sekian lama ia tidak bertemu dengan Yerim, hari ini Tuhan benar-benar membuka sosok rapuh Yerim di depan kedua matanya.

"Kau masih lama di sini, Kook?"

"Iya, kalau Paman tidak keberatan."

Tuan Kim mengangguk, "aku istirahat dulu, ada Yuna yang akan menemanimu."

Jungkook mengangguk pelan, dilihatnya pria tua yang menemani Yerim dan Yuna perlahan menghilang di balik pintu kamar.

"Yuna-ya."

"Hem?"

"Apa Yerim dulu seperti ini? Maksudku sebelum ia mengetahui dirinya sakit?"

Yuna menggeleng, "Eonni dulu cukup terbuka, dia pegawai yang sangat baik, bahkan karirnya naik pesat. Semua berawal dari kebiasaannya tidak mempedulikan nyeri di pencernaannya. Ia berpikir hanya menderita maagh biasa yang menjadi keluhannya selama ini, namun dokter memintanya melakukan endoskopi dan hasilnya cukup mengejutkan. Terdapat polip di dinding usus besarnya."

Jungkook masih setia menyimak penjelasan Yuna.

"Lalu eonni berusaha mengubah pola makan dan gaya hidupnya hingga sakit itu reda dengan sendirinya. Namun ia enggan memeriksakan lagi kondisi polipnya. Sampai saat itu tiba, dua tahun setelah peristiwa itu, ia kembali merasakan keluhan di perut. Menjadi lebih parah ketika sering memuntahkan makanan yang ia cerna, bahkan ia takut untuk sekedar makan sekalipun ia lapar. Dan semua menjadi semakin runyam ketika dokter mendiagnosanya berubah menjadi sel-sel kanker."

"Dia melakukan pengobatan kan?"

"Hem, rutin dengan kondisi naik turun. Eonni mulai frustasi ketika ia lagi-lagi harus mengecek sel kankernya sebelum keberangkatan kami ke Pulau Manjae. Dan seperti yang kami kuatirkan, kanker masih tetap ada dan kembali menyebar hingga Eunwoo oppa memberitahuku jika kanker kembali mencapai stadium tiga." Yuna menghentikan kalimatnya, menunduk kemudian.

"Bahkan aku tidak berani membayangkan jika aku seperti eonni yang setiap saat harus menahan rasa sakitnya, meminum obat, berkompromi dengan perasaannya sendiri."

Jungkook menatap wajah Yuna yang kembali berselimut kesedihan.

"Yerim harus sembuh, minimal dia tidak putus asa."

"Aku tahu, dan kita berkejaran dengan waktu, oppa. Aku juga takut."

Jungkook beranjak dari tempat duduknya, mendekati tubuh Yuna, mengusap pelan bahunya.

Them - A Short StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang