Eve For Adam [ 9 ]

1.1K 263 37
                                    

Bagi Yerim, bersekolah di Boarding School merupakan pengalaman menakjubkan sekaligus menegangkan. Sedari ia dilahirkan hingga menginjak usia sepuluh tahun lebih sembilan bulan, baru kali ini ia benar-benar mendapatkan mata pelajaran piano klasik. Ayahnya terbiasa memainkan piano milik mereka di saat senggang. Kata ibu, ayah sangat sibuk akhir-akhir ini menjelang kepindahan mereka ke luar negri sehingga mulai jarang mengajarinya bermain piano seperti dulu. Padahal Yerim sangat menyukai piano, sama halnya dengan ia menyukai mempelajari Bahasa Perancis di kelas barunya.

"Kau bisa memainkan apa saja?"

Yerim kecil masih menekan tuts demi tuts piano tua yang diletakkan di salah satu ruang diantara gedung belakang sekolah. Seperti hari lalu, selalu ada Little Adam bersamanya.

"Hei Eve, kau ini bisa bicara tidak sih?" Jungkook menyenggol jemari Yerim yang berada di atas tuts hingga denting fals terdengar.

"Kau yang terlalu banyak bicara." Yerim kesal Jungkook menguntitnya lagi.

Alih-alih tidak terima, bocah laki-laki kecil itu menyipitkan sebelah mata. Baginya, Yerimie merupakan tokoh misterius seperti di dalam komik detektif yang pernah ia baca. Angan berlebihan ala anak kecil yang sok pintar menganalisa segala sesuatu, termasuk hal tidak penting. Katak misalnya.

"Cosmos tampak semakin besar loh!"

Yerim melirik sekilas katak hijau peliharaan Jungkook dalam toples kaca yang disembunyikan di deretan rak buku usang dalam ruangan gudang. "Apa tidak ada peliharaan lain yang lebih menarik?"

Jungkook mendengus kecil, bibirnya mengerucut. Jawaban Yerim tidak memuaskannya. Sebenarnya ia sangat ingin dipuji, seperti kalimat betapa pintarnya ia merawat Cosmos. Kulit licin mengkilat jika terkena sinar matahari menandakan jika katak peliharaannya sangat sehat. Bahkan ia menganggap jika Cosmos sangat bahagia bersamanya.

Them - A Short StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang