((Play Mulmed))
..
Anastasia tidak bisa menyembunyikan senyum saat wajah Qori kini terpampang di hadapannya. Pemuda yang tingginya susah untuk dijangkaunya itu membuka dua lengan. Hai, katanya. Tidak menunggu waktu lama, Anastasia berjalan cepat menghampiri, berada di hadapan Qori adalah hal terindah yang pernah ia alami.
Namun sayangnya..., hanya mimpi.
Anastasia bangun dengan senyuman yang masih tersisa. Ketika ia sadar jika ia telah kembali ke dunia nyata, gadis itu menghembuskan nafas panjang. Hari-hari penuh kesepian masih berlanjut. Terbangun dari dunia mimpi terkadang menyedihkan. Bisakah Anastasia memiliki kebahagiannya sendiri?
..
Selepas shalat subuh, Qori menyempatkan untuk membaca Al Qur'an. Kini jam menunjukkan angka lima lewat tiga puluh menit. Pemuda itu keluar dari kamar untuk meregangkan badan, seraya menghirup nafas dalam-dalam. Udara pagi yang sejuk menyapa paru-parunya. Keluar dari kamar kosan membuat kantuknya sedikit berkurang. Di dalam sana masih ada Galih yang masih molor setelah berjuang menuntaskan tugas.
"Besok ya?" Gumaman kecil keluar dari bibir Qori. Merentangkan dua tangan ke atas, ia memejamkan mata saat kehangatan sinar matahari menyapa wajahnya dari arah timur.
Bahu naik, lalu turun perlahan. Ada wajah Anastasia tertawa ketika Qori tidak juga membuka mata.
Ya Tuhan! Apa yang ada dalam pikirannya saat ini? Saat bangun pagi ini, dirinya tersenyum. Dalam bingungnya tadi, Qori mendadak lupa apa yang sedang ia impikan.
------
"Kalau kita mimpiin seseorang, itu artinya orang yang dimimpiin kangen sama kita. Apalagi kalau ada bulu mata rontok, pasti deh ada yang kangen berat sama kita."
Penjelasan para perempuan itu membuat Anastasia ingin tertawa keras. Masak iya sih mimpi mengisyaratkan demikian? Kalau semalam ia bermimpi tentang Qori, apa berarti kakak kelasnya itu juga merasakan hal yang sama dengannya?
"Kata siapa, Nan?" Anastasia bertopang dagu menyimak obrolan yang mulai melipir ke persoalan tafsir mimpi.
"Kata kakakku."
"Oh, kirain kata primbon." Alea menimpali. Gadis itu mendapat hadiah tampolan dari Kinan.
"Woi."
Anastasia yang mulanya hanya menyimak obrolan teman-temannya kini beralih menatap pemuda yang kemarin mengacuhkannya. Kelopak matanya mengerjap saat melihat Nathan tersenyum.
"Lagi ngomongin apa sih?" Nathan mengambil posisi di bangku samping Anastasia. Ia berlagak seolah tidak pernah terjadi apa-apa dengan gadis itu.
"Mau tau aja." Alea mengibaskan jemari kanan pada Nathan.
"Kok diem aja, Nas?" Nathan beralih menatap perempuan di sampingnya. Terlihat gurat ragu di wajah kesayangan kakak kelasnya tersebut.
"Aku dari tadi kayak gini." Jawab Anastasia, dia masih tersinggung dengan sikap Nathan kemarin, omong-omong. Kemudian ia membuang muka.
Seolah mengerti jika Anastasia marah, Nathan tetap di tempatnya. Ia memutuskan untuk ikut mengobrol dengan kerumunan yang akhirnya ia tahu kalau sedang membahas perihal mimpi.
"Eh soal mimpi kayak gitu, aku jadi inget sama kakak kelas kita."
"Kakak kelas?"
Nathan mengangguk, "Mas Qori," ujarnya seraya mencomot permen mentos milik Kinan.
"Mas Qori yang ganteng itu?" Kinan memastikan.
"Cie dibilang ganteng." Alea berkedip usil.
"Emang cakep kok. Iya gak, Nas?"
![](https://img.wattpad.com/cover/135947736-288-k22578.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Them - A Short Stories
Fanfiction[Tamat] Ini adalah kumpulan kisah tentang mereka yang mencinta. - Them | Mereka -