"Sayang."
"Iya, Ibu?"
Bibirnya yang mengering karena efek penyakit yang tidak kunjung membaik menyebabkan Nyonya Kim memilih untuk lebih banyak diam. Melihat putri sulungnya kerepotan menjaganya dan menjaga kedua adik kembar yang beranjak remaja semakin membuat hatinya ngilu. "Rim."
"Ada apa, Ibu?"
Nyonya Kim mengusap surai putrinya, mengelus pipi bulat yang perlahan terkikis wajah yang berubah mendewasa lebih cepat. "Ibu menyayangimu, melebihi apapun."
Yerim mengerjap kecil, dadanya membuncah. Semenjak Ibunya dinyatakan mengidap kanker, langit seakan hendak runtuh. Ia berusaha menerima keadaan sang Ibu, menerima kenyataan bahwa sewaktu-waktu ia akan kehilangan, cepat atau lambat. Ketika mendengar kalimat jika ia menjadi putri paling disayang membuatnya yakin jika Tuhan akan memberikan kekuatan lebih padanya untuk merawat sang Ibu.
"Hei!" Nyonya Kim tersenyum kecil, selang oksigen masih menempel di kedua lubang hidungnya. "Kau melamun?"
Yerim menggeleng cepat, lalu tersenyum simpul. "Tidak." Jawabnya.
"Lalu?"
Yerim menggenggam jemari Ibunya, mencium punggungnya penuh sayang. "Ibu, kalau Ibu sudah sehat, kita ke Busan ya?" Ajaknya.
Kedua mata Nyonya Kim tampak berkaca-kaca, kepalanya mengangguk-angguk. "Kau merindukan rumah itu?"
Yerim menggeleng lagi, "Tidak begitu, tapi tiba-tiba aku teringat. Sangmoon dan Sunmi belum pernah ke sana. Aku ingin mengajak mereka ke pantai. Bermain pasir, berjemur, mencari kerang..," Yerim berceloteh, menceritakan apa saja keinginannya selama ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Them - A Short Stories
Fanfiction[Tamat] Ini adalah kumpulan kisah tentang mereka yang mencinta. - Them | Mereka -