Through The Night [ 6 ]

4.4K 455 135
                                    

Part Akhir dari ff Them. Play Mulmed saat kalian baca surat Jungkook untuk Yerim. Resapi isinya, tidak rugi kok.

Typo mungkin bertebaran.

.

.

.

Yerim berusaha mengerjapkan kedua mata karena efek mengantuk, jam menunjukkan pukul sepuluh malam dan Jungkook tidak kunjung datang. Sedangkan Bibi Choi meminta ijin untuk pulang hari ini, meminta cuti dua hari untuk kembali ke Incheon perihal anak perempuannya melahirkan.

"Di mana ayahmu, nak?" Yerim mengecup pipi gembul Aera. Bayi manis itu sudah terlelap sedari tadi. Yerim mulai terampil meninakbobokkan Aera, sangat berbeda dengan empat bulan yang lalu.

Dokter menyatakan jika Yerim telah terbebas dari baby blues syndrome, sebuah peningkatan tidak terduga setelah sebelumnya dokter mengatakan jika paling tidak kesembuhan Yerim membutuhkan waktu hampir satuh tahun. Namun berkat hubungannya yang mulai membaik dengan Sooyoung, lalu perasaan yang ia buka akan kehadiran Jungkook dan dukungan kedua orang tua dan Ayah Jungkook, Yerim berhasil melewati semua ini.

Bahkan Tuan Jeon yang sedari dulu menjaga jarak dengannya, mulai menampakkan penerimaan selepas Aera berusia empat bulan. Aera, putri cantik Jungkook yang membuat jalinan keluarga Jeon kembali seperti dahulu. Melupakan sakit hati dan rasa malu akan ulah putra tunggal yang dimiliki.

Ting tong!

Yerim mendengar bel rumah berbunyi, "apa ayahmu?" Kemudian ia berjalan menuju pintu utama. Setelah melihat dari interkom siapa pemencet bel rumah, Yerim segera membuka pintu.

"Aku pulang." Jungkook tersenyum tipis, membiarkan sang istri mundur untuk memberinya ruang melepas sepatu.

Jika menilik lagi ke belakang, dua puluh bulan yang lalu ketika dirinya dan Jungkook masih berada di Jepang, Yerim ingat masih menemukan senyum itu. Jungkook terlihat sangat tenang, dan ketenangan itu yang membuat Yerim nyaman berada dalam satu tim dengannya.

Yerim baru menyadari jika Jungkook perlahan mengambil seluruh atensinya akhir-akhir ini. Meskipun suaminya itu tidak sempurna, Yerim berusaha menerima itu, toh iapun jauh dari kata sempurna sebagai seorang istri dan ibu.

"Kenapa sampai malam sekali?" Yerim meraih tas jinjing Jungkook, berjalan ke dalam rumah. Tanpa ia sadari, suaminya mengekor dari belakang sembari membawa kotak.

"Di mana Aera?"

"Tidur."

Yerim meletakkan tas Jungkook di dalam kamar, seperti yang biasa ia lakukan sejak dua bulan pernikahan mereka, Yerim menyiapkan piyama yang akan suaminya kenakan selepas mandi. Dia tidak menyadari jika Jungkook tidak juga masuk ke dalam kamar.

"Jungkook-ssi?"

"Hem?"

"Sudah makan?"

Jungkook tersenyum kecil, bahunya naik lalu turun perlahan. Meskipun hampir terlambat, ia masih memiliki waktu untuk memberikan ucapan pada istrinya. "Rim." Panggilnya seraya berjalan ke arah pintu kamar Aera.

"Iya?"

"Kemarilah!"

Jungkook berjalan ke arah ruang tamu setelah menengok kamar Aera.

"Apa ini?" Kedua mata Yerim melebar tatkala melihat roti tart kecil dengan lilin berangka satu telah tergeletak cantik di maja makan. "Roti? Untuk?"

Them - A Short StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang