Passing By_01

3K 284 33
                                    

((Play Mulmed Passing By - Yiruma))


🍃

Perancis, 2011

Musim panas mulai berakhir, berganti menuju musim gugur, namun sinar mentari pagi masih mampu menghangatkan penduduk Kaysersberg. Sebuah kota kecil di Alsace Perancis yang terletak di lereng pegunungan Vosje sebelah timur, berada di tengah-tengah perkebunan anggur yang luas. Kota ini dihiasi bangunan warna-warni berbingkai kayu berhimpitan membentuk jalan kota yang indah.

"Apa yang kau pikirkan, Mademoiselle Kim?" Ucapan Pierre membuyarkan lamunan Yerim. "Hari ini adalah hari yang paling indah untuk para putri. Hujan semalam membuat suasana pagi menjadi segar, sesegar wajah putri-putri Kaysersberg yang cantik." Ia menjeda beberapa detik, sorot matanya seolah-olah tengah merayu sang pujaan hati. "Secantik dirimu, dear." Lanjutnya kemudian.

Yerim hanya tersenyum, gombalan seorang Jean Pierre Chauldron sudah terbiasa di telinganya. Sebagai seorang Pria Asli Perancis, tentu saja puitis dan penuh rayuan menjadi kekhasan mereka.

Kini gadis itu duduk dalam keheningan, sedangkan Pierre terlihat benar-benar memanfaatkan waktu berliburnya, ia sibuk berceloteh dengan pengunjung kedai. Yerim sendiri sedang berusaha menikmati paginya di La Vieille Forge setelah kemarin sempat berdebat dengan hatinya sendiri, perlukah ia ikut ke mana Pierre pergi? Kenapa orang-orang terlihat mengasihaninya? Apa ia terlihat sangat menyedihkan?

Perempuan muda itu sebenarnya setengah hati saat memutuskan untuk menyetujui keberangkatannya sebagai duta negara dan ditempatkan di konsulat Prancis, kembali ke Dieppe, kota yang dulu pernah dia dan keluarganya tempati. Namun baiknya, pegawai konsulat yang dulu melihat dirinya masih remaja menyambut dengan tangan terbuka kehadirannya. Meskipun tidak semua ia kenal, setidaknya ada Tuan Lee Kwang Hee yang masih bertahan di sana. Dengan sabar, junior ayahnya ini mengajarkan apa saja yang menjadi tugas seorang duta negara.

"Sebaiknya kita segera kembali ke Dieppe, Pierre. Aku tidak mau terlambat datang ke kantor besok Senin, bagaimanapun aku masih sangat baru di sini." Yerim beranjak berdiri dari tempat duduknya, meregangkan tubuh yang sedari tadi diam menunggu si pria sibuk yang meladeni fans wanitanya satu per satu.

Pierre teman Yerim saat bersekolah di Dieppe, tiga tahun lebih tua dari dirinya, sangat maskulin sekaligus feminim di saat yang bersamaan. Benar-benar perpaduan pria pemikat wanita. Seorang pembuat pastry yang lihai dan itu sangat diakui oleh Yerim, bahkan mungkin seantero Kaysersberg mengenal seorang Pierre.

"Take your time, Mademoiselle. Aku akan segera mengantarmu kembali dengan selamat ke Dieppe, ijinkan aku berpamitan dengan para wanitaku, bisakah?" Pierre mengerlingkan mata sambil beranjak ke kerumunan para wanita yang terpikat padanya.

"Kau tidak pernah berubah, Pierre." Balasan Yerim yang justru membuat Pierre semakin bangga. Ia, lelaki flamboyan penakluk wanita.

Yerim berjalan menyusuri jalan, mengisi rongga paru-paru dengan oksigen sebanyak-banyaknya, jantungnya berdetak seakan ingin meledak. Ingatannya akan masa lalu seolah kembali mengungkung perasaannya saat ini. Yerim sangat ingin menangis dan berteriak, memanggil nama seorang Lelaki Seo yang telah menghilang dari kehidupannya.

-------

Pierre menepati janjinya, tepat pukul sepuluh malam, ia sudah berada di depan rumah Tuan Lee. Mengantarkan Yerim dengan selamat dan mengembalikannya pada si empunya rumah.

"Bon nuit, dear!" Pierre melepaskan pelukan hangatnya. "Jangan berpikir terlalu berat, Lim. Atau kau akan menua lebih cepat. Aku tidak ingin berdekatan dengan wanita yang lebih tua dariku," goda Pierre.

Them - A Short StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang