Samudera [ 3 ]

784 186 50
                                    

Tak ada yang lebih tabah dari hujan bulan Juni. Dirahasiakannya rintik rindunya kepada pohon berbunga itu.

Tak ada yang lebih bijak dari hujan bulan Juni. Dihapusnya jejak-jejak kakinya yang ragu-ragu di jalan itu.

Tak ada yang lebih arif dari hujan bulan Juni. Dibiarkannya yang tak terucapkan diserap akar pohon bunga itu.

(Sapardi Djoko Damono)

..

"Sudah siap, Rim?"

Yerim mengangguk, sebelah tangan mengambil tas jinjing, lalu berjalan bersama Yuna ke halaman depan. Di sana Eunwoo telah menunggu, hendak mengantarkan Yuna dan Yerim ke pelabuhan terdekat.

"Kami berangkat, Ayah!" Pamit Yuna sembari memeluk Tuan Kim.

"Jaga baik-baik kakakmu ya."

"Siap!"

Eunwoo tersenyum kecil tatkala Yerim dan Yuna mengecup pipi Tuan Kim, lalu berjalan menuju ke dalam mobil. Meninggalkan kediaman mereka.

"Ayah."

"Hem?"

"Kami akan bertemu dengan Jungkook oppa di sana."

"Benarkah?"

"Hem, eonni senang tidak ya?"

Tuan Kim berdehem sebentar, lalu tersenyum. "Jangan paksakan sesuatu yang tidak dikehendaki kakakmu."

"Aku hanya ingin mengembalikan senyumnya seperti dulu, Ayah. Salahkah?"

Tuan Kim menggeleng pelan. "Beri kakakmu waktu, kau tahu ini sangat berat untuknya."

"Untukku juga."

"Kalian anak-anak Ayah yang tangguh, kau harus lebih kuat dari kakakmu."

Yuna mengangguk cepat, berharap jika nanti yang ia lakukan akan sedikit membantu Yerim bertahan dengan permasalahan yang dihadapinya.

"Kuharap dia bisa membantu."

"Hem, aku berharap demikian, Ayah."

"Sampaikan salamku padanya, Prajurit Lee dan Prajurit Jeon!"

"Siap, Jenderal!"

Yuna dan Tuan Kim terkekeh geli tanpa menyadari jika di balik tembok dapur telah berdiri Yerim sedari tadi menyimak obrolan kecil adik dan Ayahnya.Tangan kanan Yerim memegang gelas berisi air putih dan tangan sebelahnya menggenggam beberapa butir obat telan.

Them - A Short StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang