Eve For Adam [ 11 ]

1.1K 252 46
                                    

"Dia datang lagi...."

"Dia?"

"Hem."

"Apa kalian saling bertegur sapa?"

"Tidak."

"Lalu?"

"Aku lari."

Dokter Sam mengatupkan bibir, jemarinya masih tetap memegang bolpoin. Alat perekam tergeletak di sisi sofa. Berusaha membaca arah pembicaraan Sunmi yang berlompatan. Ia harus jeli menilai penjelasan demi penjelasan alam bawah sadar gadis tersebut.

"Aku merasa bersalah, takut." Buliran air mata mengalir di sudut mata Sunmi. Air mata kesekian kalinya yang ia tampakkan. Dahulu, tepatnya enam tahun yang lalu saat Tuan Kim membawa Sunmi kepadanya, kondisi gadis itu sangat mengkuatirkan. Di usia tiga belas tahun, Sunmi dihadapkan pada kenyataan meninggalnya ibu terkasih dengan cara mengenaskan.

"Mengapa kau menangis?"

Sunmi terisak kecil, bibirnya bergetar. Seolah-olah ingin mengatakan rahasia besar kesekian kalinya. "Ibu."

"Kau masih mengingatnya?"

"Tidak, aku tidak ingin mengingatnya tetapi dia kembali datang. Ibu sangat kesakitan..," suara rintihan terdengar.

"Sst!" Dokter Sam mendekati tubuh Sunmi, merapalkan kalimat demi kalimat sugesti agar Sunmi terbebas dari rasa bersalah. Menyembunyikan kekerasan yang menimpa Sang Ibu seorang diri. Kekerasan yang dilakukan para debt collector terhadap ibunya yang tidak berdaya. Ia juga tahu persis kenyataan jika penyakit kanker rahim perlahan menggerogoti tubuh ibunya perlahan di saat bersamaan.

Sunmi menemani saat-saat terburuk ketika kedua saudaranya bersekolah dan ayahnya yang sibuk bekerja menyambung kehidupan mereka yang berbalik seratus delapan puluh derajat pasca kebakaran yang melalap habis kediaman mereka. Sunmi kecil adalah anak yang paling dekat dengan ibunya kala itu, jiwanya terguncang tatkala melihat dengan kedua matanya sang ibu meregang nyawa dengan cara bunuh diri.

Them - A Short StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang