Through The Night [ 3 ]

2.5K 366 22
                                    

Nyonya Kim hilir mudik menata perabotan yang tidak seberapa banyak di dalam rumah kecil miliknya yang akan dihuni Yerim dan sang menantu. Rumah yang telah ia dan suaminya siapkan untuk pernikahan putri satu-satunya kelak. Yerim memang menikah lebih cepat dari perkiraan mereka. Di usia belum genap dua puluh tiga tahun, ia terpaksa mengijinkan Jeon Jungkook untuk mempersuntingnya.

"Ibu."

"Hem?"

"Di mana aku meletakkan ini?" Yerim menatap kotak yang akan dirangkai menjadi sebuah boks bayi.

"Tanyakan pada suamimu, Rim. Di mana ia menyiapkan kamar untuk bayi kalian?"

"Begitu ya." Yerim menatap kardus besar dengan perasaan bimbang. Genap dua bulan ia dan Jungkook menjalani pernikahan, selama dua bulan itulah ia merasa Jungkook berusaha beradaptasi satu sama lain.

Awalnya lelaki itu mengajak Yerim untuk tinggal di apartemennya, dan istrinya itu menyanggupi. Tapi tidak lebih dari dua bulan, Yerim mengurungkan niatnya untuk menetap. Ia merasa asing dan kesepian di dalam apartemen Jungkook seorang diri setiap hari. Banyak hal yang ia lewatkan jika tinggal di apartemen, beda dengan ketika ia tinggal di rumahnya sendiri.

Jungkook mengijinkan apa saja yang ingin Yerim lakukan di kediamannya, namun perempuan itu cukup tahu diri untuk tidak banyak maunya. Membawa beberapa pot tanaman ke lantai sembilan apartemen akan sangat merepotkan, ditambah anjing kesayangannya yang menyalak ingin keluar. Anjing siberian husky berusia tiga bulan yang terbiasa bermain di halaman belakang rumah Yerim.

"Jungkook-ssi."

"Hem?"

"Jika kau tidak keberatan, bisakah kita tinggal di rumahku?"

Jungkook enggan menjawab kala itu, berkompromi dengan Yerim cukup berat baginya. Kebiasaannya banyak yang berlawanan dengan sang istri. Sekalipun Yerim berusaha mengerti dan menerima kebiasaan Jungkook, namun tetap saja rasanya tidak nyaman.

Hal-hal kecil kerap menjadikan perdebatan yang berujung pada salah paham. Jungkook yang terbiasa mematikan semua penerangan menjelang tidur, berkebalikan dengan Yerim yang menginginkan penerangan di ruang dapur dan kamar mandi, jika perlu ruang tengah juga menyala.

Jungkook selalu meletakkan sepatu kerja asal-asalan, namun Yerim akan memasang wajah masam dan turun tangan. Memindahkan sepatu sesuai pada tempatnya.

Dahulu, Jungkook bersikap biasa saja, mudah menerima ocehan Rinna ketika perempuan itu berkunjung ke apartemennya lalu mendapati ruangan yang berantakan dengan lembar demi lembar desain dan baju yang berserakan. Namun tidak dengan kehadiran Yerim yang notabene adalah istrinya saat ini. Ia sungkan apartemennya terlihat kotor. Bersikap seolah Yerim seorang tamu, saat Jungkook meletakkan barangpun harus berpikir bagaimana efeknya bagi sang istri.

Di sisi lain, Yerim tidak banyak mengeluarkan suara. Ia hanya akan keluar dari kamar jika ia membutuhkan sesuatu di luar kamar. Bahkan Yerim membawa tempat air minum sendiri untuk disimpannya di dalam kamar. Jarang sekali obrolan terdengar.

Jungkook tidak ingin memaksa keadaan mereka selayaknya suami istri sesungguhnya karena ia tahu ini sama beratnya untuk Yerim.

Didikan Ibu Kim pada Yerim membuat Jungkook semakin tidak enak hati. Yerim selalu berusaha bangun lebih pagi sebelum sinar mentari masuk melalui celah jendela. Membereskan ruang tamu dan ruang tengah yang seringkali Jungkook buat berantakan karena selama ini ia tidak ambil pusing dengan kebersihan, toh ada Bibi Choi yang akan membersihkan apartemennya setiap dua hari sekali. Yang penting tidak berdebu.

Them - A Short StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang