Bintang Kejora [4]

1.1K 219 63
                                    

Tang, kapan kamu balik Yogya? Dipta kayaknya udah sold out.

Sudah cukup senja tadi Lintang ketakutan setengah mati karena ulah Omar. Kini di malam yang tidak lagi hujan, gadis itu dikejutkan karena kabar yang dikirim sahabatnya.

Maksudnya sold out apaan sih? Emang Dipta barang?

Lintang masih dalam mode pengingkaran. Padahal sebetulnya dia tahu kalau menjelang liburan kuliah, Pradipta Adinegoro sudah menyusun rencana dengan seorang perempuan. Lintang kira dirinya masuk nominasi, tapi ternyata tidak.

"Argh! Kesel, kesel, keseeel!" Lintang menghentakkan kaki di atas lantai, wajahnya tertekuk saat Ayu mengirim foto di mana ada Dipta dan perempuan lain tengah tertawa lepas. Tanpa menunggu lebih lama, Lintang seperti gadis bodoh yang hatinya malah teriris pisau belati saat melihat postingan terbaru Pradipta hari ini di sosial media.

Rasanya nyesek gini.., Lintang menunduk. Nafasnya kian berat. Menunggu ditembak Pradipta selama setahun itu butuh kesabaran luar biasa.

Walaupun kenyataannya.., ah sudahlah!

Tang, kamu gak apa-apa kan? Aku telpon jawab dong! Please....

Pesan dari Ayu cukup dibaca dalam diam -Lintang tidak menangis, hanya mbrebes mili. Dilemparkan ponsel ke sisi ranjang, lalu ditelungkupkan badan memeluk bantal.

"Kamu jahat banget, Dipta!" Lintang menepuk-nepuk bantal. Rasanya ingin membogem laki-laki ganteng satu itu, tapi jauh.

Nasib anak jomblo kenapa harus gini sih?

-------

Ini adalah hari terakhir Lintang di rumah Dhamar. Setelah tiga hari bermuram durja -sampai-sampai Dhamar mengomel karena Dek Sa ketakutan melihat wajah awut-awutan Si Tante, akhirnya Airin menemukan jawaban mengapa si adik ipar berlaku demikian.

"Cowok itu gak cuma dia di dunia ini. Mati satu tumbuh seribu." Kata Airin si mantan playgirl pada jamannya.

Lintang terpekur sesaat, "tapi dia udah kasih kode keras buat nembak."

"Kode betulan apa kamu yang salah tangkep?"

"Mbak Aii! Jahat ih komennya!"

Airin pura-pura terkejut mendengar suara nyaring Lintang. "Emang kayak apa sih Dipta itu?"

"Tauk."

"Gantengan mana sama Mas Dhamar?"

Lintang masih cemberut, "kalau kukasih liat juga paling Mbak Ai bilang cakepan Mas Dhamar."

"Ya iyalah, suami itu harus dipuji. Kan emang cakep gitu, makanya Dek Sa jadi cantik."

Terus, terus, terus! Ini Mbak Ai gak ada empati-empatinya sama aku. Lintang ngedumel dalam hati.

"Lagian kamu bukannya udah kenal sama adeknya Mas Adi ya?"

"Adi siapa?"

"Papanya Genta, itu omnya namanya siapa?"

"Lupa." Lintang bersedekap, bibirnya kian maju.

"Lupa apa lupa buanget?"

"Mbaaak!"

Airin terbahak, sungguh inginnya bersimpati pada Lintang, tapi wajah cemberutnya Si Adik Ipar terlihat menggemaskan. "Udah deh, cowok gak cuma Dipta doang. Di luar sana masih banyak laki-laki yang lebih baik buat kamu. Percaya deh."

"Tapi aku lagi patah hati, gak mempan."

"Eh jangan salah ya! Allah itu Maha Membolak Balikkan hati."

Them - A Short StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang