Moulin Rouge on pdf only

1.1K 96 18
                                    

Moulin Rouge

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Moulin Rouge

Hanya tersedia dalam bentuk e-book, cerita sudah tamat dan sedang dalam proses edit. Kapan waktu PO akan saya beritahu setelah proses editing selesai. Bagi yang berminat silakan bersiap untuk menyisihkan uang jajan karena cerita ini tidak akan saya publish di wattpad.

 Bagi yang berminat silakan bersiap untuk menyisihkan uang jajan karena cerita ini tidak akan saya publish di wattpad

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Spoiler

"Krystal Ibbotson nama panggungku, bukankah itu cantik?" Jian tampak tersenyum lepas, kembali ia berputar-putar selayaknya gadis penari yang gemulai. "Lalu kau.., aku telah menemukan nama yang tepat untukmu." Lanjutnya.

"Apa?" Yerim semakin dibuat penasaran dengan ide brilian Jian.

"Myrna."

"Myrna?" Alis Yerim bertaut.

"Yap, Myrna Ibbotson!"

"Kau yakin?" Alis Yerim bersatu.

"Absolutely! Terdengar sangat manis untukmu."

"Oke, I'll take it! Myrna Ibbotson from now."

"Dan kau harus memanggilku Krystal."

"Oke!"

Kemudian Jian dan Yerim berloncatan tidak jelas. Sepertinya gadis remaja berumur tiga belas tahun telah menemukan tujuan baru dalam hidupnya, mereka tertawa lepas sambil berlarian. Pura-pura melakonkan apa saja yang pernah mereka lihat. Vijay dan Harrington yang melihat kelakuan lucu kedua putri bos mereka ikut menyambut dengan suka cita. Bahkan terhanyut dengan obsesi Jian yang ingin menjadi Ratu dalam pertunjukkan mereka kelak.

"Welcome To Moulin Rouge!"

Pekik Jian yang kemudian merebahkan dirinya di lantai panggung. Di samping kepalanya telah terbaring kepala Yerim. kedua tangan mereka menangkap udara kosong terarah pada langit panggung, lalu berceloteh tentang masa depan.

🍁

"Anda sedang menunggu seseorang?" Perempuan yang berpenampilan sedikit dewasa itu mengulurkan sebuah kertas yang berkepala surat kantor advokat Jeon Junsoo.

"Kim Yerim-ssi?"

"Siapa Anda?" Sebuah pertanyaan dingin justru diterima Jungkook.

"Perkenalkan, saya Jeon Jungkook perwakilan dari Kantor Advokat Jeon Junsoo." Jungkook segera beranjak lalu membungkuk sopan.

"Saya tidak fasih berbahasa Korea."

Jungkook mengerti, mungkin karena perempuan di hadapannya terlalu lama hidup di luar negeri sebaiknya ia memakai sambutan internasional. Mengulurkan tangan kanan, Jungkook lalu bertanya. "Siapa nama Anda?"

"Anda bisa memanggil saya Myrna, Myrna Ibbotson."

"Tapi Anda telihat seperti orang Korea. Apa nama Korea Anda Kim Yerim?" Jungkook memastikan apakah wanita yang di hadapannya sama dengan nama yang ia ketik di surat undangan yang ia kirimkan ke kantor Tuan Ibbotson.

"Apa itu penting?"

Ini tidak baik. Jungkook seakan paham kalau isi surat itu mungkin akan mengganggu yang dituju. Mempertahankan uluran tangan, ia memperlihatkan senyum ramah. "Iya penting karena saya sedang menunggu Kim Yerim-ssi."

Ada tarikan nafas panjang, perempuan itu tidak membalas uluran tangan Jungkook, matanya yang jernih menatap tajam. "Saya hanya ingin mengembalikan surat yang salah alamat ini."

"Setahu saya tidak salah. Putri Tuan Ibbotson adalah perempuan keturunan Korea bernama Kim Yerim."

"Kim Yerim sudah tidak ada."

Selama tinggal di Korea, Jungkook belum pernah melihat perempuan pribumi terlihat sangat cantik dengan rambut berwarna tidak biasa. Ia sempat salah fokus karena semua atensinya tertuju pada semburat pink sebagai warna utama mahkota perempuan di hadapannya. "Apa dia sudah meninggal?"

Alis perempuan tadi bertaut lalu segera memudar saat bibirnya bergerak. "Saya harap ini adalah surat pertama dan terakhir yang anda kirimkan ke Ayah saya. Tidak ada nama tersebut di keluarga kami."

"Maksudnya?"

Meletakkan surat di atas meja, perempuan yang mengaku bernama Myrna Ibbotson itu membungkuk sedikit lalu berbalik meninggalkan Jungkook melongo seorang diri.

"Hei! Anda belum menjawab pertanyaan saya!"

"Hei! Anda belum menjawab pertanyaan saya!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gimana? Ada yang tertarik?

Them - A Short StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang