Hello Angel [ 1 ]

1.8K 216 7
                                    

Pasar tradisional terlihat sangat ramai di musim semi. Penduduk kota kecil Lexington terlihat mulai sibuk memulai aktivitasnya. Jam menunjukkan angka enam pagi pada pergelangan tangan Dante. Selada dan mentimun serta tomat segar sudah didapat. Ada stick bread yang menjulur dua buah di dalam paper bag cokelat sebagai pembungkus.

Pandangannya menuju satu tempat, tersenyum membalas sapaan beberapa yang dikenal, ia berhenti pada satu toko. "Daging ayam? Hanya di bagian dada, bisakah?" Pintanya.

Penjual yang ditanya mengangguk oke. Sambil menunggu, Dante melihat-lihat penjual sebelah yang dikelilingi buah-buah segar aneka warna. Ada lemon, semangka, stroberi, pisang, kiwi, anggur. Ah, kalau disebutkan satu per satu akan membuat bibir Dante lelah. Dia hanya butuh lemon dan stroberi saja, omong-omong.

"Ini dia, pesananmu anak muda. Dua puluh dollar."

"Oke, terima kasih." Dante menyodorkan uang, lalu mengambil kembaliannya.

Kakinya kemudian melangkah lagi, melewati pedagang yang tidak ia singgahi. Pagi ini hanya ada beberapa item yang dibutuhkan kakak sepupunya, dan ia sudah mendapatkan kesemuanya.

Ck!

Ia berdecak, menggeleng sesekali, mengambil jalur yang tidak seharusnya. Meskipun dua mata indah Dante berada di depan, tapi ia tahu seseorang menguntitnya sedari tadi.

Pasti dia lagi. Oh Tuhan, ini masih terlalu pagi!

Mendengus kecil, ia berbelok pada satu arah yang bermuara pada jalan besar, lalu berhenti mendadak dan membalikkan tubuh.

"Ups!" Terdengar suara helaan panjang setelahnya, gadis itu berjinjit dan mengerem saat pemuda di depannya berhenti, dadakan dan berbahaya bagi kinerja jantungnya.

"Kenapa mengikutiku?"

"Eh, Dante." Cengiran terlihat. Kedua tangan disembunyikan di punggung, bersiul kecil seolah tidak melakukan kegiatan yang mencurigakan. Bibirnya lalu mengerucut kecil, tatapannya ingin melarikan diri dari kuncian Jeon Muda.

"Aku tidak mau dimarahi kakakmu lagi, Dew."

Yang dinasehati malah manyun. Menggeleng keras-keras. "Aku tidak mengadukan apapun, sungguh."

"Padahal sudah jelas kan kau yang menguntitku."

Terlihat muram, wajah manis itu tampak kecewa. Memang salah ya mengikuti pemuda yang disukai? Kadang Dew berlari kecil hendak menggapai bayangan Dante. Dia suka melakukan itu semua. Mengikuti langkah pemuda itu ketika ia akan memulai pekerjaannya sebagai guru taman kanak-kanak. Selalu ada Dante di depannya karena perusahaan percetakan tempat Dante bekerja searah dengannya. Yang paling menyenangkan, jam masuk bekerja mereka hampir bersamaan.

"Aku hanya sedang mencari ilham untuk kuceritakan pada murid-muridku."

"Lalu?"

"Kupikir tidak ada salahnya mengunjungi paman dan bibi pedagang di pasar." Ia menjelaskan. Bertemu denganmu itu bonus, lanjutnya dalam hati.

Mata Dante menyipit, sengaja dibuat garang agar Dew menjauh. Tapi sepertinya nihil. Gadis Kim itu menampakkan lengkungan pada sudut bibirnya.

"Kenapa tersenyum? Aku tidak sedang melucu."

Dew mengangkat dua tangannya tinggi-tinggi seakan hendak menguap. "Aih, Tuhan baik hati sekali memberiku kesempatan hidup sekali lagi untuk melihatmu."

"Kau sakit?" Pikir Dante, kalimat Dew terdengar ambigu.

Yang ditanya menggeleng, "you are my truly sunshine, Dante." Ujarnya.

Kalau seperti ini, mungkin pemuda itu akan terkena penyakit kencing manis suatu hari nanti.

---

Andrea melihat dari kejauhan, Dante berjalan menenteng belanjaan diiringi Dew di belakangnya. Gadis itu memakai terusan kuning dengan kepang pada rambutnya. Ada tas kecil yang diselempangkan pada bahu, dan langkah kecil dari kakinya yang tidak seberapa panjang ––tepatnya, terlihat susah mengejar Dante, ugh menggemaskan.

Dew itu ajaib menurut Andrea, menyukai Dante from head to toe kalau diumpamakan secara berlebihan. Pagi ini buktinya. She's like a cute shadow for Dante.


💕💨

Every day, I secretly chase after your footsteps.

I'm always careful so you won't notice.

Where are you going? Step by step, I follow you.

Without a word, you lead me.

Step by step, did you notice me? I have nowhere to hide.

Them - A Short StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang