01. Bukit Bintang

3.6K 286 78
                                    

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
HOS kembali lagi, ada yang nungguin?

⚠️Buat kalian yang udah baca Tears Of Sincerity mungkin ada yang bingung kok di sini bisa sama Arkan, jawabannya akan ada di tengah-tengah cerita. Jadi, kalian harus kawal sampai END⚠️

Tinggalkan jejak ya, vote, spam komen, dan follow biar aku makin semangat update-nya!

Terima kasih, selamat membaca <3

***

"Terima kasih telah rela menunggu selama ini." -Arkan Reinner

"Terima kasih telah rela berpegang teguh pada perasaan yang sama selama ini." -Radella Maurillea Vinky

-🥀-

"MAS ARKAN!"

Seorang wanita yang sedang tiduran di ranjang kingsize itu berteriak keras memanggil suaminya. Beberapa detik kemudian seorang pria dengan jas kerjanya masuk ke dalam kamar.

"Kenapa?" tanya Arkan.

"AKU NGGAK BISA JALAN!" teriak Radella setengah merengek.

"Nggak bisa jalan kenapa?"

"Gara-gara kamulah semalem!" tuding Radella.

"Hah?" tanya Arkan semakin bingung. Memangnya apa yang dirinya lakukan semalam sampai wanita itu berteriak merengek seperti bayi yang kehabisan susu.

"Kan, kamu yang yang beliin aku sandal refleksi semalam!" kata Radella membuat Arkan menghela napas, kiranya ada apa tadi.

"Yang minta dibeliin siapa, hm?" Arkan duduk di samping Radella, mengecek telapak kaki gadis itu.

Kemarin Radella saat melihat sandal refleksi meminta Arkan untuk membelikannya, awalnya Arkan tidak mau, tapi sifat Radella yang keras kepala tidak menghiraukan itu. Akhirnya Arkan menurut.

"Terus kamu mau nyalahin aku?" tanya Radella.

"Enggak, aku yang salah, maaf. Nanti kita ke rumah sakit, sekalian cek kandungan kamu," ujar Arkan, Radella mengangguk patuh.

"Mau makan apa mandi dulu?" tanya Arkan.

"Mandi," jawab Radella.

Arkan tanpa mengatakan apapun lagi langsung membopong tubuh Radella ke dalam kamar mandi, Radella mengalungkan kedua tangannya di leher Arkan.

"Morning kiss-nya mana, Princess?" tagih Arkan dengan senyuman manis setelah mendudukkan istrinya di depan kaca kamar mandi.

Bukannya memberikan ciuman, Radella justru menarik dasinya ke bawah dengan kuat sampai rasanya leher Arkan tercekik.

Arkan melepaskan tangan Radella, kemudian langsung mengecup bibirnya sekilas. Setelah itu Arkan pergi keluar meninggalkan Radella dengan pipi panasnya.

"ARKAN!"

***

Seorang wanita cantik tengah duduk menonton TV dengan gelisah lantaran suaminya belum pulang, tapi keinginan untuk pergi harus dituruti sekarang juga. Radella menghela napas berat.

Saat mendengar suara deru mobil, Radella langsung pergi keluar rumah dengan semangat. Laki-laki yang di dalam mobil turun menghampirinya.

Radella menyalimi tangan Arkan yang dihadiahi kecupan hangat di keningnya.

"Kenapa ke luar?" tanya Arkan.

"Nungguin kamu."

"Kenapa ditunggu? Ada yang mau diomongin? Atau pengin sesuatu?" tanya Arkan pengertian.

Happier or Sadder? [END] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang