Hi Vren!
Chapter ini selain menguras kuota juga menguras otak, semoga bisa lebih ramai dari chapter-chapter sebelumnya. Aamiin.Maaf kalau ada kesalahan karena aku bukan ahlinya dibidang kesehatan, CMIIW ya, Guys! Selamat membaca ❤️
***
Bel pulang sekolah baru saja berbunyi, Andrew dengan segera bergegas ke gerbang depan, ia ingin cepat pulang dan ke rumah sakit untuk menjenguk Heronya yang sedang tumbang.
Saat Andrew baru saja keluar, para wartawan langsung menghadang jalannya, sejujurnya Andrew tidak menyangka wartawan akan menunggunya di sekolah.
"Andrew, tolong jelaskan kronologi terjadinya kecelakaan Pak Arkan?"
"Bagaimana keadaan beliau sekarang?"
"Beberapa media mengatakan keadaannya cukup parah, apa benar?"
"Tolong berikan sedikit penjelasan."
Andrew terdiam menahan kesal, memang keluarga Reinner maupun keluarga Vinky tutup mulut soal kecelakaan Arkan. Mereka membiarkan orang-orang menduga apa yang ada dipikiran mereka sendiri. Sebenernya memang ajaran Arkan yang selalu tutup mulut tentang semua masalah di keluarganya, itu sebabnya mereka terlihat sempurna di mata orang-orang. Namun, terkadang karena desakan dari wartawan akhirnya Arkan beberapa kali buka suara.
"Lalu, bagaimana dengan pengendara truk yang ugal-ugalan itu? Apakah keluarga Reinner menuntutnya?"
Tiba-tiba seorang pria menerobos kerumunan itu, ia berdiri di samping Andrew.
"Keadaan Arkan baik-baik saja, tidak ada yang perlu ditanyakan," jelas orang itu.
"Apakah pantas bagi kalian mendatangi sekolah putranya hanya untuk menjejali kalian sebuah fakta?" tanyanya.
"Pergi sekarang atau saya panggilkan satpam?" ancamnya, para wartawan langsung berbisik-bisik kesal, mereka akhirnya memutuskan untuk pergi dari sana.
Andrew menoleh pada pria itu dengan canggung. "Terima kasih," ucapnya.
Derren tersenyum hangat sembari mengangguk.
***
Di ruang tunggu sekarang hanya ada Radella, Andrew, Sem, Arton, dan Irma. Sedangkan Erin dan Martin baru saja pulang setelah bergantian dengan orang tua Arkan.
Di sini Sem tidak ada niat mengambil kesempatan atau apa, karena baginya Arkan cukup dekat dengannya meskipun terkadang Arkan masih sering cemburu saat dirinya dekat dengan Radella, dulu saat perceraian Sem dengan istrinya juga Arkan yang menjadi saksi. Sem banyak membantu di sini, termasuk menuntut orang yang telah mengendarai truk dengan ugal-ugalan itu.
Seorang dokter dan dua perawat keluar dari ruangan Arkan, Arton langsung berdiri dari duduknya.
"Gimana Dok keadaan putra saya?"
"Detak jantung Pak Arkan melemah, justru setelah dilakukan transfusi darah keadaannya sekarang semakin memburuk," jelas dokter itu membuat semua yang sedang menunggu kesadaran Arkan langsung lemas mendengarnya.
"Berita buruk apalagi ini?" batin Radella tak sadar air matanya meluruh.
"Kami akan melakukan yang terbaik, Bapak cukup berdoa saja semoga Pak Arkan baik-baik saja."
Arton mengangguk. "Terima kasih, Dok."
Dokter itu mengangguk lantas pamit pergi dari sana.
"Ibu sama Ayah belum lihat Mas Arkan, kalau mau masuk nggak apa-apa kok, sekarang udah masuk jam besuk," ujar Radella.
KAMU SEDANG MEMBACA
Happier or Sadder? [END] ✓
Teen Fiction|| SEKUEL CERITA TEARS OF SINCERITY || ⚠️ Cerita yang bakal bikin kalian suudzon, emosi, dan senyum-senyum sendiri! ⚠️ *** Pernahkah kamu berkhayal? Menghayal menginginkan hidup bersama seorang Pangeran. Namun, sudahkah kamu memikirkan bagaimana keh...