Malam ini pukul sebelas malam di suatu jalan yang lenggang tengah berkumpul muda-mudi yang hanya memikirkan kesenangan dunia, mereka menggeber-geberkan knalpot motor yang memekakkan telinga. Andrew Gema Reinner, laki-laki dengan jaket lambang burung elang ditambah mahkota di atasnya itu tengah memainkan gasnya.
"Jalannya licin Ndrew, hati-hati lo," peringat Dirga yang berdiri di samping Andrew.
Sore tadi hujan memang turun membuat genangan air di jalanan. Black Eagle malam ini akan melawan geng The Road Knight. Reon menantang Black Eagle dengan taruhan jika Black Eagle menang maka akan mendapat R1 M miliknya, sedangkan jika mereka kalah, Black Eagle harus menyerahkan Ducati milik Andrew.
Awalnya Andrew tidak tertarik dengan taruhan itu, Ducati miliknya jarang sekali keluar jalanan, ia hanya pernah beberapa kali membawanya jika acara penting, Ducati miliknya ia simpan dan jaga baik-baik.
Namun, karena teman-temannya membujuk Andrew dengan iming-iming jika menang maka R1 M varian warna silver blue carbon itu akan menjadi milik mereka, akhirnya Andrew terpaksa menurut. Ia akan berusaha keras mengalahkan Reon agar si Ducati merahnya tidak jatuh ke tunggangan laki-laki itu.
Seperti biasa seorang perempuan dengan pakaian ketat berdiri di depan antara Andrew dan Reon, kemudian kedua orang itu langsung melesat jauh setelah mendengar kata 'Go!'
Andrew mengegas motornya dengan kecepatan penuh, mata tajamnya di balik helm full face menatap jalanan dengan fokus, ia tidak boleh lengah, takut-takut ada sesuatu seperti minyak, jalan berlubang, atau tanah basah yang bisa saja membuatnya tergelincir.
Ia menatap ke kaca spion, Reon berada tak jauh dari belakangnya. Ternyata ucapan Fariz kala itu benar, The Road Knight berhenti balapan untuk mengasah kemampuan.
Andrew langsung menambah kecepatan motornya, tetapi Reon tidak mau kalah, ia menambah kecepatan motornya hingga bisa menyalip Andrew.
Sekarang posisi Reon memimpin, laki-laki itu sengaja bergerak ke sisi kanan dan kiri agar Andrew tak bisa menyalipnya. Padahal cara itu bisa membahayakan dirinya sendiri.
Mata tajam Andrew menatap jalan di depannya, ia mengatur waktu yang tepat untuk menyalip Reon karena jika salah perhitungan maka Andrew akan menabrak laki-laki itu.
Setelah dirasa tepat Andrew langsung menerobos jalan itu hingga Reon tertinggal. Andrew tersenyum smirk melihat garis finish di depan mata, ditambah teriakkan Black Eagle membuat semangatnya membuncah, ia langsung menerobos garis finish itu yang disambut seruan heboh teman-temannya.
"WOOOO R1 M!" teriak Liam heboh karena harga motor itu lebih-lebih mahal dari miliknya.
Kemudian disusul Reon dengan wajah kesal baru saja sampai di garis finish. Andrew melepas helmnya, setelah itu mengibaskan rambutnya yang berantakan.
"Mana kunci R1 M Black Eagle?" tagih Dirga pada Reon dengan senyum kemenangan.
Reon menatap itu tidak suka, ia menepis tangan Dirga secara kasar. "Gue nggak akan sudi ngasih R1 M buat manusia sampah kayak kalian!" kata Reon.
"Maksud lo apa? Lo sendiri yang ngajak balapan! Lo sendiri yang bikin taruhan! Lo sendiri yang kalah! Tapi justru lo yang pengecut!" ucap Dirga.
"Kalo kita sampah terus lo apa? Belatungnya? Atau kotorannya?" tanya Andrew tenang.
"DASAR PECUNDANG! Kalo tau kalahan itu nggak usah sok-sokan pake taruhan segala! Nanti kalo kalah nangis!" ejek Liam dengan mulut pedasnya.
"Lo lebih buruk dari anak SD tau nggak. 'Bet is a promise', bahkan mereka aja tau kalau janji itu harus ditepati," timpal Luke.
KAMU SEDANG MEMBACA
Happier or Sadder? [END] ✓
Teen Fiction|| SEKUEL CERITA TEARS OF SINCERITY || ⚠️ Cerita yang bakal bikin kalian suudzon, emosi, dan senyum-senyum sendiri! ⚠️ *** Pernahkah kamu berkhayal? Menghayal menginginkan hidup bersama seorang Pangeran. Namun, sudahkah kamu memikirkan bagaimana keh...