20. Mencurigakan

682 103 33
                                    

Selamat pagi/siang/sore/malam yang lagi baca cerita ini!

•Ada yang nggak sabar nunggu baby-nya lahir?

Vote sama follow dulu sebelum baca, spam komen juga ya biar aku semangat update, gratis kok, nggak bayar😭 Karena itu benar-benar bikin mood aku nulis^^

Udah itu aja, selamat membaca, semoga kalian suka!

****

"Bukan tidak takut pada apapun, tetapi memang harus kuat karena ada dua malaikat yang harus aku jaga."

-Arkan Reinner

-🥀-

"Maaf Pak, saya dan yang lainnya sudah menyelidiki Pak Samuel secara diam-diam. Namun, tidak ada yang aneh dari gelagatnya, beberapa hari ini hanya pergi ke kantor, ke rumah ibunya, dan terakhir pulang ke rumahnya sendiri. Beberapa kali mengangkat telepon, tetapi itu sepertinya masalah pekerjaan, Pak."

"Kemarin saat saya mengikuti Pak Samuel dengan Bu Della juga sama, tidak ada tindakan yang mencurigakan, mereka hanya makan bersama, dilanjut pembahasan Bu Della yang menanyakan apakah dirinya cantik atau tidak," jelas Daniel sedetail mungkin.

Arkan diam sejenak, kemarin polisi juga sudah mengabari bahwa Sem mungkin akan dihapus dari daftar tersangka karena sampai sekarang tidak ada bukti, tindakan, atupun gelagat yang aneh.

"Setelah ini selidiki Yang Shee, tetapi tetap waspada pada Samuel," perintah Arkan.

Daniel mengangguk patuh. "Siap Pak, kalau begitu saya permisi." Saat Daniel hendak melangkah pergi, seseorang sudah mencegahnya.

"Tunggu," ucap Wisnu. Pria itu bangkit dari sofa dan menghampiri Daniel.

"Iya Pak, ada yang bisa saya bantu?" tanya Daniel tenang.

"Mmm, sorry Niel, mungkin nggak sih kalau yang neror itu lo?" tanya Wisnu hati-hati.

Sontak Arkan dan sahabat-sahabatnya melotot menatap Wisnu tak percaya. Jika Daniel memang pelakunya, bagaimana mungkin Wisnu menanyakan itu langsung padanya? Astaga! Apakah Wisnu sudah sangat tertekan sampai menempuh jalur kekeluargaan seperti ini? Membicarakannya secara baik-baik dengan sang penjahat.

Sepertinya Wisnu melupakan kata 'Mana mungkin maling akan mengaku'.

Daniel terdiam sesaat, kemudian ia tertawa garing.

"Pak Wisnu ada-ada saja, mana mungkin saya meneror bos saya sendiri," jawab Daniel kikuk.

Wisnu mengangguk-angguk dengan raut tidak enak. "Ya udah lo boleh keluar."

"Apa-apaan sih lo?" sinis Arkan setelah Daniel keluar dari ruangannya.

"Ya, kali aja, Ar," jawab Wisnu seadanya. Ia hanya curiga saja, karena yang menjadi bayangan Arkan hanya sahabat-sahabatnya dan Daniel. Tidak mungkin, 'kan jika itu sahabatnya?

Benda pipih di kantong celana Arkan berbunyi, ia mengambil handphonenya, ada beberapa notifikasi pesan.

Unknown : Sepertinya riddle kemarin terlalu mudah untukmu. Mari ku buat lebih mudah.

Unknown : Aku adalah kertas putih yang tertulis satu huruf istimewa, tetapi tiba-tiba seseorang tak sengaja menumpahkan tinta hitam dan menuliskan satu kata indah, awalnya aku baik-baik saja meskipun kehilangan huruf. Namun, semakin lama aku justru merindukan huruf.

Happier or Sadder? [END] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang