64. Calon Tunangan

812 95 44
                                    

"Rasanya tidak adil menilai kepribadian seseorang dari sudut pandang kita sendiri."

-Grace Agnesia Tapiavin

-🥀-

Keesokan harinya Claire berjalan malas masuk ke dalam sekolahan, wajahnya masih terlihat pucat, ia tidak mau terus tertinggal pelajaran. Untuk masalah Andrew, Claire belum menghubungi sampai sekarang, laki-laki itu juga tidak menghubunginya. Itu artinya ucapan mereka benar, Andrew mengalami amnesia sementara.

Jika sementara, itu artinya Andrew akan bisa kembali mengingatnya bukan?

Bruk.

"Aduh."

"Eh, sorry-sorry," ucap orang itu.

Karena berjalan sembari melamun akibatnya Claire menabrak seseorang yang baru saja keluar dari kantor, Claire mendongak menatap gadis yang ia tabrak.

Mereka bertatapan, raut wajah Claire langsung berubah memerah antara menahan amarah juga ingin menangis.

"Jadi dia murid barunya?" batin Claire.

"Grace, ayo ke kelas," ajak Andrew yang keluar dari kantor, ia menggandeng tangan gadis tadi hendak mengajaknya pergi, tetapi urung ketika melihat gadis yang pernah menjenguknya itu.

Andrew menatap Claire, matanya menyipit seperti tengah berpikir. "Lo cewek yang waktu itu ke rumah sakit, 'kan? Siapa namanya? Gue lupa, atau emang lo nggak nyebutin nama ya waktu itu?"

"Claire," jawab Claire masih belum sepenuhnya sadar, ingatan masa lalunya terputar kembali saat menatap wajah gadis itu, hatinya kembali merasakan sakit.

Setelah tersadar tatapan matanya turun pada pada gandengan tangan keduanya, Claire melotot.

"Gema! Lo apa-apaan sih?" Claire langsung melepaskan genggaman tangan itu, kemudian ia menarik Andrew menjauh dari sana, tepatnya di koridor.

"Apaan sih lo?" tanya Andrew tak suka.

"Lo yang apaan gandeng-gandeng tangan cewek lain? Gue pacar lo, Gema!" bentak Claire.

Andrew mengernyit. "Cewek lain? Dia cewek gue. Lo yang cewek lain, dan sejak kapan kita pacaran? Gue kenal lo aja enggak," jawab Andrew.

"Mungkin lo nggak inget gue, tapi gue bakal bantu ingetin lo secara perlahan kalau gue itu pacar lo," kata Claire penuh penekanan.

"Jangan mimpi!" pungkas Andrew langsung pergi dari sana.

***

Saat istirahat Andrew membawa Grace pergi ke taman belakang, mereka hampir saja tidak bisa keluar karena di depan kelas diadang banyak para siswa yang hanya ingin berkenalan dengan Grace. Mereka bahkan tadi lewat jendela kelas untuk bisa ke sini.

"Lo kenal sama cewek yang tadi pagi?" tanya Andrew.

Mereka berdua duduk di kursi panjang, Grace menyandarkan kepalanya di bahu Andrew.

Grace menggeleng. "Gue nggak kenal dia, tapi gue tau dia mantan Regent. Karena gue sahabatnya, dia minta ditemenin beli kado buat ulang tahun Claire, waktu itu Claire juga lagi butuh Regent, dia sampai spam call, tapi handphone Regent kehabisan baterai jadi nggak aktif. Saat itu ternyata Claire juga ada di mall, dan kita ketemu, dia langsung minta putus detik itu juga dan ngira gue selingkuhan Regent, setiap Regent mau jelasin Claire selalu nggak mau dengerin."

"Dilihat dari tatapannya gue yakin Claire masih benci banget sama gue," lanjut Grace.

"Gue udah berapa kali bilang sama lo jauhin Regent!" ujar Andrew.

Happier or Sadder? [END] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang