48. Perpisahan Termanis

592 87 36
                                    

Sedari tadi yang dilakukan Andrew di markas hanya melamun, pandangannya kosong, ia diam tidak seperti biasanya.

Pikirannya kalut, otaknya tengah berperang hebat, rasanya Andrew ingin menghantam kepalanya di atas bebatuan hingga kepalanya pecah.

Jika ia meninggalkan Claire, siapa yang akan menjaga gadis itu? Saat perjalanan pulang dari danau tadi saja mereka diikuti oleh seseorang jaket, topi, dan masker hitam. Karena jaraknya tidak terlalu dekat Claire tidak bisa menyadari, tetapi Andrew tahu betul siapa orang itu.

"Luka dari siapa lo?" tanya Liam menatap wajah Andrew yang sedikit membiru.

"Regent," jawab Andrew masih dengan tatapan kosong.

Ya, Regent yang mengikuti Andrew dan Claire. Andrew tidak terima diikuti, niat Regent pasti tidak baik, setelah pulang mengantar Claire, Andrew mendatangi markas geng Aodra sendirian, Andrew memberi perhitungan pada Regent karena dirinya yang kalah jumlah akhirnya ia mendapat beberapa bogeman, tetapi tidak apa karena Andrew melakukan lebih dari itu pada mereka.

"Claire udah tau kalau lusa lo berangkat ke Sydney?" tanya Dirga, Andrew menggeleng pelan.

"Gimanapun nantinya lo harus kasih tau dia, Ndrew," ucap Dirga, Andrew mengangguk.

Tatapan Andrew menangkap sebungkus rokok milik Dirga di atas meja, Andrew mengambil satu batang lantas menyelipkannya di antara jari telunjuk dan jari tengah, kemudian Andrew membakar ujung rokoknya. Satu tangannya lagi tidak tinggal diam, ia mengambil satu gelas kecil berisi Vodka.

Mungkin satu batang rokok dan sedikit minum bisa menenangkan pikirannya. Saat Andrew mengangkat rokok itu, tiba-tiba-

Bugh!

Luke memukul lengan Andrew pelan, walaupun sebenarnya tidak bisa dibilang pelan karena akan berakhir memar. Luke merebut rokoknya, kemudian menginjak di lantai hingga apinya padam. Setelah itu Luke mengambil sloki di tangan Andrew, ia membantingnya ke lantai.

Keributan itu membuat anggota Black Eagle angkatan adik kelas yang tadinya sibuk kini menatap mereka. Memang hanya Luke yang berani melakukan itu pada Andrew. Luke mencengkram kuat kerah baju Andrew.

"Lo bego apa gimana?! Lo nggak ngerokok apalagi minum! Tujuan lo pindah mau bahagiain nyokap lo, tapi di sini lo justru bikin dia kecewa!"

"MATI AJA LO!" maki Luke emosi.

Luke hanya ingin menyadarkan sahabatnya, dua hari ini sahabatnya hilang digantikan oleh Andrew yang pendiam seperti tidak ada kehidupan. Meskipun sudah dibentak, bahkan diberi bogeman, tatapan Andrew masih tetap sama.

"Lo bener, seharusnya gue mati aja."

Byur!

Semua orang menatap sang pelaku yang menyiram Andrew dengan satu ember air, Andrew tersentak kaget, ia menatap sang pelaku tajam, kini sekujur tubuhnya basah kuyup.

Liam yang sedang memegang ember nyengir tak berdosa ketika semua pasang mata menatapnya.

"Kali aja Andrew kerasukan setannya Dirga, hehe."

***

Satu Minggu ini jam pelajaran masih belum berjalan lancar seperti biasanya karena baru selesai PTS, Andrew dan Claire lebih memilih pergi ke rooftop daripada berdiam di kelas.

Seorang laki-laki tampan yang duduk di kursi tengah memetik gitarnya, sedangkan gadis di sampingnya menyangga dagunya tanpa bosan menatap sang kekasih. Di depannya tidak jauh dari mereka ada sebuah ponsel yang merekam kegiatan mereka sejak tadi, Claire sengaja melakukan hal itu, baginya merekam sesuatu selain di otaknya itu penting. Terlebih ketika bersama Andrew, Claire takut ia tidak akan bisa mengulangnya lagi, jadi jika Andrew pergi Claire masih bisa menonton video itu yang dapat membuatnya merasakan saat bersamanya lagi.

Happier or Sadder? [END] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang