Selamat malam!
BACA YA, PENTING! ⚠️Di chapter ini Radella bakal sedikit jelasin tentang kenapa dia nggak sama Sem, padahal di Tears Of Sincerity Radella nikahnya sama Sem.
ADA PENJELASANNYA KOK SEBENARNYA CUMAN AKU BAKAL SIMPAN ITU UNTUK NANTI KALO TEARS OF SINCERITY JADI NOVEL, HUHU DOAIN AJA GUYS😭
Dimohon kerja samanya untuk tidak memaksa aku buat jelasin secara rinci di sini. Terima kasih dan selamat membaca^^
***
"Mamah sedih banget lihat Andrew gini, biasanya 'kan ada kamu yang selalu jahilin Mamah, nemenin Mamah. Perasaan baru beberapa hari yang lalu kita sarapan bareng, tapi sekarang Mamah cuman sarapan berdua sama Papah," ungkap Radella pada putranya yang masih diam, wajahnya pucat, tubuh gagahnya kini semakin kurus, ia terlihat seperti tengah tertidur pulas.
Seorang Andrew yang tidak pernah bisa diam kini menjadi manusia patung yang diam seribu bahasa, bahkan tidak bergerak sedikitpun. Siapapun yang melihatnya akan iba, mengingat bagaimana saat laki-laki itu masih sadar, selalu menjahili siapa saja, tertawa puas seakan tidak ada beban, bercanda yang kelewatan, pemberani, bertanggung jawab, dan ada saja tingkahnya.
"Andrew nggak mau bangun? Nggak capek tidur terus? Mimpinya indah banget ya pasti? Seindah apapun itu Andrew harus bangun, karena di sini kita semua nunggu kamu." Radella mengusap tangan putranya.
Tenggorokannya terasa kering, napasnya tercekat, ia ingin banyak berbicara lagi, tetapi tidak sanggup, hanya air mata yang terus keluar.
"Waktu itu Mamah belum jawab pertanyaan kamu tentang foto pertunangannya, 'kan?"
Ingatan Radella terlempar pada malam hari sebelum Andrew kecelakaan, putranya menunjukkan fotonya dengan Sem saat bertunangan, karena Radella yang syok berat hanya bisa menjawab dengan nada dingin. 'Itu hanya masa lalu, tidak ada kaitannya dengan sekarang.'
"Kamu pasti bingung kenapa Mamah bertunangan dengan Om Sem, tetapi bisa menikah dengan papahmu." Radella tersenyum sebelum melanjutkan kalimatnya.
"Tenang, kamu putra kandung Tuan Reinner. Dulu Mamah memang pernah bertunangan dengan Om Sem karena perjodohan, Mamah tidak pernah suka dengan perjodohan itu, menolak pun tidak bisa, semasa SMA papahmu pergi begitu saja meninggalkan Mamah disaat Mamah koma, tidak ada yang bisa merubah posisi Papah di hati Mamah, sampai pada saatnya malam hari setelah tunangan Mamah kabur dan bertemu dengan Papah yang juga sedang mencari Mamah ...." Radella terus bercerita dari awal sampai akhir, jujur saja itu membuat hatinya sakit. Ini seperti membuka luka lama yang sudah kunjung sembuh.
"Hubungan Mamah dengan Om Sem hanya sebatas sampai pada tunangan, itu saja," pungkas Radella, ia menyeka air mata disudut matanya.
"Sekarang tanda tanya di benak kamu terjawab semua, masih tetap nggak mau bangun, hm?"
Pintu ICU terbuka, Arkan berjalan menghampiri Radella yang menangis dengan diam. Ia mengusap pundak istrinya.
"Kalau tidak kuat, jangan dilanjutkan," ucap Arkan, Radella mengangguk.
Radella mencium punggung tangan Andrew, menatap bibir pucat, pipi tirus, dan rahang tegas itu. Wajah dingin dan tegasnya mirip dengan Arkan.
"Mamah sayang sama kamu, selamat tidur Jagoan," ucap Radella, air matanya menetes membasahi punggung tangan Andrew.
Arkan menggenggam tangan Radella untuk menguatkan, kemudian wanita itu pergi keluar ruangan meninggalkan Arkan berdua dengan Andrew.
"Jagoan, ini Hero," ucap Arkan, kemudian ia diam sejenak, memandangi tubuh putranya dengan nanar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Happier or Sadder? [END] ✓
Teen Fiction|| SEKUEL CERITA TEARS OF SINCERITY || ⚠️ Cerita yang bakal bikin kalian suudzon, emosi, dan senyum-senyum sendiri! ⚠️ *** Pernahkah kamu berkhayal? Menghayal menginginkan hidup bersama seorang Pangeran. Namun, sudahkah kamu memikirkan bagaimana keh...