"Meskipun setelah ini dikeluarkan, aku tidak menyesal karena menghajar sampah yang merusak berlian."
-Andrew Gema Reinner
-🥀-
"ANDREWWWWWWWWW STOPPPP!"
Mendengar teriakan itu Andrew yang baru saja melewati satu rumah dari rumahnya sontak mengerem motornya secara mendadak.
Seorang gadis dengan wajah manis dan cepolan asal langsung naik ke belakang motor Andrew, kemudian memakai topi putihnya.
"Udah, ayo jalan," ucap gadis itu.
"Gue mau ke barber shop, Grace. Di sana lama, ntar lo bosen."
Iya, gadis itu adalah Grace. Grace Agnesia Tapiavin. Putri dari pasangan Kesya dan Richard.
Grace adalah gadis yang cantik, memiliki tubuh tinggi, kulit kuning langsat, pemberani, tidak tahu malu, tingkahnya ada saja, tidak bisa diam, tidak pernah mempedulikan omongan orang, dan ... bodoh.
Bahkan bisa dibilang lebih pintar Andrew, iya, Andrew yang sudah dibawah rata-rata saja masih tetap ada yang lebih rendah. Tuhan memang adil, fisik Grace dan Andrew nyaris sempurna maka Tuhan memberikan kekurangan itu pada kepandaiannya.
Intinya Grace adalah Andrew versi perempuan. Perempuan penyuka motor klasik itu masih menduduki kelas 11 SMA, hanya saja berbeda sekolah dengan Andrew.
"Iya, nggak apa-apa, ayo berangkat!" teriak Grace.
***
Satu jam kemudian Andrew keluar dari barber shop, keningnya mengernyit saat kursi tunggu yang diduduki Grace kosong.
Ke mana perginya manusia itu?
"Kiri-kiri!"
"Maju dikit Pak, ntar nabrak."
"Nah, iya, kayak perjuangan kalau nggak dihargai Pak, mundur-mundur!"
Andrew menggelengkan kepalanya pelan saat melihat Grace tengah menjadi tukang parkir orang-orang yang masuk ke barber shop.
Ada-ada saja.
"Bentar Mbak, biar gue ambilin." Grace mengambilkan motor Scoopy yang terapit dengan begitu mudahnya.
"Mbak, cantik-cantik kok jadi kang parkir?" goda salah satu laki-laki yang cukup tampan.
"Boleh dong minta nomor WhatsApp-nya?"
"Boleh, sini handphonenya," jawab Grace.
Laki-laki yang sepertinya seumuran dengannya itu menyodorkan ponselnya dengan senang hati. Grace dengan segera mencatat nomor itu sebelum mengembalikan ponselnya.
"Makasih Mbak, jangan lupa nanti dibales ya chat-nya!" kata pemuda itu sebelum pergi menggunakan motor Klx-nya.
Sebelumnya laki-laki itu memberikan uang dua puluh ribu untuk parkir. Bonus yang banyak, padahal Grace hanya meminta lima ribu.
Andrew menghampiri Grace, menarik topinya ke depan sampai menutupi wajah gadis itu.
"Orang nggak kenal ngapain dikasih nomor?" kata Andrew.
"Tenang aja itu bukan nomor gue."
"Terus nomor siapa?"
"Pinjaman online."
***
Setelah dari barber shop tadi Andrew membawa Grace ke bengkel, gadis itu tengah duduk dengan banyak jajanan di tangannya, uang hasil menjadi tukang parkir tadi Grace belanjakan makanan semua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Happier or Sadder? [END] ✓
Teen Fiction|| SEKUEL CERITA TEARS OF SINCERITY || ⚠️ Cerita yang bakal bikin kalian suudzon, emosi, dan senyum-senyum sendiri! ⚠️ *** Pernahkah kamu berkhayal? Menghayal menginginkan hidup bersama seorang Pangeran. Namun, sudahkah kamu memikirkan bagaimana keh...