27. Nembak Nih Ceritanya?

617 97 31
                                    

"Eh, Gem-Gema!" panggil Claire terburu, ia langsung menarik tangan Andrew agar jauh dari keramaian.

"Apa sih, Bon? Kangen lo sama gue?"

"Ck! Nggak usah bercanda, ini gue lagi serius."

"Nggak usah serius-serius, ntar diseriusin balik malah gue jadi badut."

"Mulut lo minta gue tampol, ya!" geram Claire.

"Nih, dengerin!" Claire menyerahkan ponselnya yang menunjukkan rekaman tadi pagi.

Andrew memutar rekaman suara itu, ia mendekatkan handphone Claire ke telinganya.

Alih-alih terkejut dan marah, respons Andrew hanya seadanya.

"Ohh."

Claire menatap Andrew tak percaya. "OH DOANG?!"

"Ya, emang gue harus gimana?" tanya Andrew bingung.

"Lapor polisilah bego!"

Andrew terdiam sejenak sebelum tawanya pecah, ia geleng-geleng kepala tak abis pikir.

Jari Andrew mengetuk dahi Claire. "Ini otak pinter kadang ada begonya juga ya, kalau gue lapor, gue juga bakal kenalah, Bonsai!"

Jika Arkan tahu, pria itu pasti akan tetap melapor dan membayar denda untuknya, Andrew tidak mau merepotkan papahnya lagi.

"Ya, tapi ntar kalau lo-"

Andrew menunjukkan raut menggodanya. "Ciee khawatir."

Plak!

"Berhenti bercanda bisa nggak sih lo?" kesal Claire. Menurutnya ini masalah yang sangat serius, tetapi manusia di depannya ini masih saja santai.

"Udah tenang aja, gue bisa atasin semuanya." Andrew mensejajarkan tingginya dengan tinggi Claire, ia menatap manik mata gadis itu dengan hangat membuat Claire gugup.

"Makasih Bonsai."

Setelah itu Andrew langsung pergi meninggalkan Claire dan menghampiri teman-temannya yang duduk lesehan di depan kelas.

"Sepulang sekolah langsung pulang, inget, lewat jalan yang berbeda dari biasanya, bilang sama yang lain juga," perintah Andrew.

"Emang kenapa, Ndrew?" tanya Dirga.

"Valdo nyuruh bokapnya nyari orang buat serang Black Eagle," jelas Andrew.

"Wah, minta dipopok duit tuh orang," ucap Dirga.

"Hajar Bos! Abisin!" ucap Liam.

"Jangan, gue sekali-kali pengin ngerjain orang, biarin orang itu nunggu kita dijalan utama sampai lumutan, padahal kita udah pulang."

Dirga dan Liam tertawa mendengar itu, lihatlah bosnya, begitu santai.

***

Bel istirahat baru saja berbunyi lima menit yang lalu, hal itu membuat orang-orang berdesakkan mengantre di stand kantin untuk makan.

Saat Andrew sedang mengantre, ia melihat Claire mengantre di sampingnya.

Wajah gadis itu terlihat kesal, ia terus menghela napas, bahunya merosot lemas, dan sesekali berdecak sebal saat orang mendorongnya.

"Woi! Kasih celah dong, kasihan yang pendek, didorong-dorong keinjek gepeng ntar," teriak Andrew pada barisan di sampingnya.

Claire yang merasa disindir menatap Andrew datar. "Nyindir gue lo?"

Andrew menoleh dan pura-pura terkejut. "Eh? Ada si Bonsai di sini, kesindir lo?"

"Lo bisa nggak berhenti manggil gue Bonsai?! Gue nggak sependek itu kali!"

Happier or Sadder? [END] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang