Sudah satu minggu ini Claire kerja part time di toko roti milik orang tua Dirga. Setiap sepulang sekolah Andrew mengantarkan Claire, kemudian saat pulangnya ia juga menjemput, padahal Claire sudah menyuruhnya agar tidak menjemput karena pulangnya selalu malam.
Orang tua Claire sudah tahu kemarin makanya ia keluar dari pekerjaannya, mereka melarang Claire, katanya sesulit apapun keadaannya, mereka tidak mau membebani putri tersayangnya.
Ngomong-ngomong rumah tangga orang tua Claire memang sudah kembali membaik, sedangkan masalah pekerjaannya, Al sudah mendapat pekerjaan baru.
Claire duduk di sofa rumah orang tua Dirga setelah dipersilahkan masuk. "Dirga, lo salah transfer apa gimana?" tanya Claire.
Kalian tahu sebesar apa gajinya? 25 juta! Tentu saja Claire kaget bukan main, hanya bekerja satu minggu mendapat gaji sebesar itu.
"Salah gimana Claire maksudnya?" tanya Dirga.
"Lo tf gue banyak banget, 25 juta! Gue jaga toko sepatu berasa kayak open BO," celetuk Claire.
"HAH?!" kaget Dirga.
Claire mengernyit bingung, apa maksud dari kata 'hah' yang diucapkan laki-laki itu?
"Hah?" tanya Claire balik.
Mereka seperti dua orang yang tengah berboncengan naik motor menggunakan helm. Selalu ada kata 'hah'.
"Gue nggak tf sebanyak itu Claire, gue cuman tf 5 juta."
"WHAT?! CUMAN?! LO BILANG CUMAN?" kaget Claire.
"Lo belum pernah gue pukul pake cangkul, ya? Lima juta nggak sebanding dengan yang gue lakuin, Dirga! Itu banyak banget!"
Mata Claire menyipit curiga menatap sang tuan rumah. "Jangan bilang kalau itu uang dari Gema!"
Dirga meringis, ia menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Hehe, sebenernya gaji lo cuman 1 juta Claire, terus karena lo nggak mau dibantu sama Andrew, jadinya dia mutusin buat bantu lo lewat gue."
Claire mengembuskan napas kesal. "Tuh, 'kan! Itu bocah emang keras kepala banget, udah dibilangin nggak usah."
"Udah Claire terima aja. 4 juta bagi Andrew bukan apa-apa, lagian itu juga uang tabungan dia, gitu-gitu dia rajin nabung."
"Terus itu sisanya dari siapa coba?"
***
"Andrew, kamu transfer uang untuk Claire?" tanya Radella setelah melihat ponsel Andrew.
Andrew yang tadinya tengah tertidur di pangkuan mamahnya sembari menonton kartun kesukaannya pun langsung duduk karena terkejut.
Bukan masalah pada uangnya, tetapi Radella hanya takut Claire berpacaran dengan Andrew hanya untuk memanfaatkannya, Radella tidak mau putranya tersakiti.
"Mmm, a-anu Mah, itu ... i-iya, tapi itu bukan seperti yang Mamah pikirin kok. Claire nggak minta."
Akhirnya Andrew menceritakan masalahnya, hanya bagian keluarga Claire yang sedang mengalami masalah bisnis dan Claire yang bekerja part time di toko roti milik orang tua Dirga.
"Kenapa kamu nggak bilang?" tanya Arkan.
"Eng-enggak bilang apa, Pah?" tanya Andrew tergagap, ia takut dimarahi.
Arkan meraih ponsel Andrew, mengotak atiknya sebentar sembari sibuk dengan ponselnya sendiri.
"Sudah Papah tambahi 20 juta."
"HAH?!"
***
Setelah menelepon Andrew tadi Claire langsung pergi ke rumah laki-laki itu, Andrew terpaksa menjelaskan bahwa uang tambahan 20 juta dari papahnya karena Claire mengira itu uang tambahan dari Andrew lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Happier or Sadder? [END] ✓
Teen Fiction|| SEKUEL CERITA TEARS OF SINCERITY || ⚠️ Cerita yang bakal bikin kalian suudzon, emosi, dan senyum-senyum sendiri! ⚠️ *** Pernahkah kamu berkhayal? Menghayal menginginkan hidup bersama seorang Pangeran. Namun, sudahkah kamu memikirkan bagaimana keh...