68. Tidak Pantas

611 89 60
                                    

Pukul 06.50 Andrew dan Grace berjalan menyusuri trotoar dengan baju seragam yang sudah berkeringat dan bau asap, mereka terpaksa berjalan kaki menuju sekolahan karena motor Andrew bannya pecah di tengah jalan, akhirnya mereka terpaksa meninggalkannya di bengkel.

"Sial banget gue bonceng lo, mending tadinya gue bawa motor sendiri aja! Katanya motor baru, nginjek paku doang pecah," dumel Grace.

Menelepon teman-temannya pun tidak ada gunanya karena sebentar lagi bel masuk. Meskipun sudah biasa terlambat, tetapi sebisa mungkin Andrew tidak ingin membuat temannya melanggar hukuman karenanya.

"Ngedumel mulu lo kayak ibu-ibu denger harga cabe naik," celetuk Andrew sembari merangkul pundak Grace.

"Lagian lo anak sultan ban motor masih pake karet, ganti dong pakai ban wales stump kek, wheel loader, atau roller kek, minimal scraper-lah grader juga boleh, kalau nggak buldozer!"

"Buldozer pala lo buldozer! Lo kira gue mau bikin bangunan!" balas Andrew karena yang Grace sebutkan tadi semuanya alat kontruksi bangunan.

"Tumben banget lo nggak pakai jaket Black Eagle?" tanya Grace saat baru menyadari Andrew menggunakan crew neck hitam membalut seragamnya, ujung baju dan kerahnya dibiarkan keluar membuat laki-laki itu terlihat semakin tampan.

Andrew terdiam hingga Grace mengetuk kepalanya cukup kuat. "Ditanya malah ngelamun."

"Oh, gue pinjemin ke Claire, kemarin dia lagi PMS," jawab Andrew.

Grace memainkan lidahnya di dalam mulut sembari mengangguk-anggukan kepalanya pelan.

"Grace."

"Hah?" jawab Grace menoleh.

"YANG KALAH BAYARIN MAKAN!" Andrew langsung berlari cepat.

Grace yang tak siap pun mau-tidak mau terpaksa ikut berlari mengejar Andrew.

"Curang lo!" protes Grace mempercepat laju larinya, tetapi tetap tidak bisa mengimbangi laki-laki itu.

Saat merasa kehabisan tenaga Grace berhenti berlari, kedua tangannya bertumpu pada lutut dengan napas ngos-ngosan.

"Berhenti Ndrew!" perintah Grace.

"Ogah! Nanti lo ngerjain gue!" jawab Andrew masih tetap berlari.

"Enggak, berhenti woi!"

"ANDREW BEGO BERHENTI!"

Baru setelah mendengar teriakan itu Andrew berhenti, ia menoleh ke belakang, Grace tertinggal jauh di belakangnya. Andrew hanya menggelengkan kepalanya, kemudian berlari kecil menghampiri Grace.

"Ndrew-Ndrew." Mata Grace melirik-lirik di mana terdapat tukang parfum berjualan di pinggir trotoar.

Andrew yang peka langsung mengangguk dengan senyuman, mereka berdua menghampiri tukang parfum itu.

"Jualan parfum, Pak?" tanya Andrew dengan bodohnya.

"JUALAN CIRENG!" sarkas bapak-bapak penjualnya.

"Udah tau jualan parfum, pake nanya lagi. Ngajak duel lo, tong?"

Andrew terkekeh kecil. "Ya kali aja Bapak jualan ramuannya majikan Tom and Jerry," jawabnya asal.

"Saya nyoba dulu ya, Pak," izin Grace, ia menyemprotkan salah satu parfum ke bajunya.

"Ah, nggak enak nih baunya. Coba deh yang ini." Gadis itu menaruh parfum tadi dan mengambil parfum lainnya.

"Ini terlalu wangi Pak, nggak maskulin," protes Andrew setelah menyemprotkan parfum ke bajunya.

"Saya coba yang ini ya, Pak." Andrew mengganti parfumnya.

Happier or Sadder? [END] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang