Claire berjalan keluar dari kedai es krim sendirian, ia akan mencari taksi, tetapi Claire tidak akan menggunakan uang Andrew, besok Claire akan mengembalikan uang laki-laki itu.
Kepalanya menoleh ke kanan-kiri sebelum menyeberang, saat merasa motor yang melaju masih jauh, Claire mengangkat satu tangannya lantas menyeberang, tiba-tiba motor tadi melaju kencang saat Claire hendak mundur ke belakang, ia tidak sempat menghindar sehingga tubuhnya terserempet motor itu.
Claire terjatuh, orang-orang yang melihatnya berteriak histeris, mereka melingkar mengerumuni Claire, kedua siku, telapak tangan, dan kakinya mengeluarkan darah.
Bagus dan Doni yang sedang melintas menghentikan motornya saat melihat kerumunan, mereka menerobos kerumunan itu dan terkejut melihat Claire dengan keadaan mengenaskan, setelah itu mereka langsung menelepon Andrew.
***
"Bang, cepat ke depan mall, Claire keserempet motor!"
"Shit! Gimana bisa sih?!" Andrew menggeram kesal.
"Gue ke sana sekarang juga!" pungkas Andrew, ia langsung berdiri.
"Lo di sini aja," katanya pada Grace.
Saat Andrew berbalik badan hendak melangkah pergi, Grace menahan pergelangan tangannya, Andrew menoleh.
"Di sini aja," pinta Grace.
"Grace, gue harus pergi, Claire keserempet motor gara-gara gue ninggalin dia," ucap Andrew merasa bersalah.
Grace kembali menggeleng.
"Gue janji cuman sebentar aja, setelah itu gue ke sini lagi," kata Andrew meyakinkan.
Grace menatap Andrew marah. "Gue nyuruh lo di sini," tekan Grace.
"Grace, please, gimana kalau Claire-"
"GUE BILANG DI SINI ITU DI SINI!" bentak Grace emosi.
Suasana menjadi hening, tidak ada yang mau membuka suara. Grace bangkit, kemudian mendorong dada Andrew kuat hingga laki-laki itu termundur, setelah itu Grace pergi.
Andrew berdecak sebal, Dirga menepuk pundak Andrew pelan. "Lo di sini aja, biar gue, Luke, sama Liam yang urus Claire," kata Dirga.
"Tapi Ga-"
"Udah sana lo samperin Grace," perintah Liam, Andrew mengangguk pasrah.
Andrew menyusul Grace yang sedang berdiri mematung di depan markas, ia merengkuh tubuh itu erat dari belakang, kemudian mengecup pipi Grace.
"Gitu doang ngambek," celetuk Andrew.
"Udahlah males banget gue sama lo!" jawab Grace melepaskan tangan Andrew yang memeluknya.
"Gue nggak jadi pergi, nggak usah ngambek." Andrew kembali memeluk Grace dengan mesra, kedua tangannya melingkar pada pinggang ramping gadis itu.
***
Karena kemarin tidak bisa menemui Claire akhirnya Andrew memutuskan untuk pergi hari ini. Ia tidak tenang jika belum mengetahui keadaan gadis itu.
"Gimana keadaan lo?" tanya Andrew.
Mereka berdua berada di ruang tamu rumah Claire, kedua siku gadis itu diberi plaster, sedangkan lututnya diberi kain kasa.
"Sakit buat jalan," jawab Claire jujur.
Rasa menyesal hinggap di hati Andrew. "Sorry, gara-gara gue lo jadi gini," sesal Andrew.
Claire menggeleng. "Bukan gara-gara lo kok, emang salah gue yang nggak hati-hati. Oh iya, gimana Grace nggak apa-apa, 'kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Happier or Sadder? [END] ✓
Teen Fiction|| SEKUEL CERITA TEARS OF SINCERITY || ⚠️ Cerita yang bakal bikin kalian suudzon, emosi, dan senyum-senyum sendiri! ⚠️ *** Pernahkah kamu berkhayal? Menghayal menginginkan hidup bersama seorang Pangeran. Namun, sudahkah kamu memikirkan bagaimana keh...