51. Hampir Menjadi Pembunuh

544 77 18
                                    

"Terkadang manusia memang tidak bisa menghargai seseorang, bagian terburuknya dia merusak milikku."

-Happier Or Sadder?

-🥀-

Andrew keluar dari parkiran sekolah sendirian, ia menoleh ke kanan dan kiri mencari kekasihnya, tadi Claire bilang akan menunggu di luar saja, tetapi Andrew tak menemukan gadis itu.

"REGENT!"

Mendengar suara itu Andrew mengendarai motornya ke samping sekolahan, ia mendelik melihat Regent tengah mencium pipi Claire, padahal gadis itu sudah berusaha menghindar, tetapi cekalan tangan Regent benar-benar kuat. Andrew mematikan mesin motornya, ia turun menghampiri mereka, tanpa basa-basi ia menarik kerah baju sekolah Regent, kemudian memberikan bogeman mentah pada rahangnya.

"BERANI-BERANINYA LO RUSAK MILIK GUE! GUE BAKAL BUNUH LO!"

Andrew terus memukuli Regent, pukulannya yang memang sudah kuat, ditambah ini tengah emosi membuat tulang hidung Regent yang tak sengaja terpukul serasa patah, sudut bibirnya sobek, darah mengucur dari hidungnya.

"GEMA STOP! GEMA!" teriak Claire dengan deraian air mata, tatapan Andrew menggelap, di mata itu seperti bukan mata kekasihnya. Seperti ada orang lain di sana, Claire tidak pernah melihat Andrew semarah ini.

Andrew berhenti memukuli Regent, cengkraman di kerah laki-laki itu mengerat, napasnya memburu, mata tajamnya yang memerah seperti memancarkan kekecewaan di sana.

"Gue udah jaga dia, selalu hargai perasaannya, dan dengan brengseknya lo malah rusak dia? Lo pikir lo siapa Regent? Lo cuman mantan, nggak perlu ganggu dia, bukannya gue udah peringatin lo?" tanyanya penuh penekanan, nadanya membuat orang yang mendengar merinding.

Satu kali lagi Andrew memukul perut Regent hingga laki-laki itu tersungkur ke belakang. Andrew berjongkok di depan perut Regent, ia kembali memukulinya dengan brutal, tak membiarkan musuh bebuyutannya itu membalas.

"GEMA STOP!" teriak Claire, tetapi tak digubris oleh Andrew.

Claire bingung sendiri, ini masih di lingkungan sekolah, Claire takut Andrew akan dikeluarkan nantinya.

"Lo pengin apa?! Gue bakal kasih, tapi nggak dengan Claire! Dia cewek gue, Regent!" marah Andrew semakin tak terkendali, urat-urat lehernya terlihat jelas, sedangkan yang dilakukan Regent hanya pasrah di bawah sana, tubuhnya seperti remuk saat Andrew menginjak dadanya dengan kuat.

"GUE NGGAK BAKAL BIARIN LO HIDUP SETELAH LO RUSAK MILIK GUE!"

Sahabat-sahabat Andrew yang kebetulan lewat langsung menghentikan motornya, mereka menarik Andrew yang sudah seperti orang kesetanan menjauhi Regent yang sudah terkulai lemas, jika tidak dihentikan, bisa jadi Andrew akan menjadi seorang pembunuh.

"Berhenti goblok! Lo mau bunuh anak orang?!" bentak Luke.

"Nggak usah ikut campur lo!" balas Andrew mendorong tubuh Luke.

"Lo mau masuk sel?!" tanya Luke emosi.

"Gue rela masuk sel asal gue udah bunuh dia!" jawab Andrew berusaha untuk memberontak saat Luke kembali menahannya.

Luke mengguncang bahu Andrew kuat. "Sadar! Orang tua lo yang nggak akan rela!"

Tatapan mata Andrew langsung meredup saat mendengar Luke menyebut orang tua. Hanya mendengar kata orang tua saja sudah bisa meredamkan emosinya.

Claire masih berdiri di tempat, ia takut untuk menghampiri Andrew karena melihat kejadian tadi, kekasihnya terlihat begitu menakutkan.

"Pergi sekarang sebelum gue berubah pikiran," perintah Andrew dingin pada Regent, tatapannya kosong.

Happier or Sadder? [END] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang