65. Berjuang

684 89 32
                                    

Malam ini Mika memutuskan untuk bermain di rumah Claire, nantinya Luke yang akan menjemput untuk mengantarkan pulang. Mika hanya ingin menemani sahabatnya yang sedang bersedih, mereka berdua tengah berada di kamar Claire.

"Gimana kalau lo mulai dari awal?" usul Mika, kening Claire berkerut.

"Kalau waktu itu Andrew yang berjuang, sekarang giliran lo yang berjuang, buktiin kalau lo nggak akan nyerah. Cuman ada dua pilihan, berhenti dengan siap kehilangan atau berjuang tapi siap untuk sakit hati."

"Dan yang pasti lo bakal dapat rasa sakit yang lebih parah dari Andrew dulu," jelas Mika.

"Tapi ... Grace? Dia-"

"Grace emang calon tunangan Andrew, tapi siapa tau aja nanti ingatan Andrew balik dan dia nolak buat tunangan sama Grace," katanya menenangkan.

"Ayo dong semangat! Cinta itu harus dikejar, selagi janur kuning belum melengkung, hubungan masih bisa ditikung."

Claire tersenyum simpul, semangatnya bangkit, Mika benar. Kali ini giliran dirinya yang akan berjuang.

Claire langsung memeluk Mika erat. "Makasih Mikatun! Gue sayang sama lo."

Mika menunjukkan raut seriusnya membuat dahi Claire berkerut.

"Sorry, tapi gue sayangnya cuman sama Luke," jawab Mika.

***

Pagi ini Claire berangkat lebih awal, bibirnya menyinggungkan senyum, di tangannya terdapat kotak bekal Tupperware berwarna merah muda yang berisi sandwich stroberi.

Claire yang kebetulan melewati parkiran melihat Andrew, Dirga, Liam, dan Grace berangkat bersama, gadis itu menggunakan motor klasik C70 berwarna biru tosca. Terlihat seperti sang Ratu yang dikawal oleh ketiga prajurit.

Ia tetap memaksakan senyumnya meskipun matanya sudah berkaca-kaca, mereka tengah bercanda ria, wajah Andrew terlihat begitu bahagia di dekat Grace.

Matanya mengamati Grace, gadis itu cantik, tinggi, memiliki senyum yang manis, humoris, mudah bergaul, pemberani, dan jago beladiri. Wajar jika Andrew mencintai Grace, mereka memiliki banyak kesamaan.

Karena tidak mau semakin sakit hati, akhirnya Claire lebih memilih untuk pergi dari sana.

***

Saat jam istirahat Claire dengan wajah semringah memasuki kelas 11 IPS 5. Ia menghampiri Andrew yang sedang berkumpul dengan sahabat-sahabatnya, termasuk Grace. Iya, gadis itu memang satu kelas dengan Andrew, bahkan duduk satu meja.

Senyum Claire luntur saat itu juga, langkahnya otomatis memelan, tetapi detik berikutnya ia kembali tersenyum. Claire harus ingat bahwa ia akan berjuang dari awal, jika seperti ini saja tidak bisa melewati, maka ia tidak akan bisa melanjutkan lembar berikutnya.

"Gema, gue bawain ini buat lo." Claire menyerahkan kotak bekal.

Andrew menerima itu. "Wow, baik banget lo. Thanks ya."

Claire tersenyum puas mendengarnya, ia kira Andrew akan menolak itu.

"Nih, Grace, katanya lo belum sarapan." Andrew menyerahkan kotak bekal dari Claire pada Grace membuat senyum Claire langsung pudar, bahunya merosot, ia meremat roknya untuk menguatkan diri.

"Tapi itu buat lo," ucap Claire pelan.

"Kalau buat gue itu artinya udah jadi hak gue, 'kan? Jadi, gue kasih ini ke Grace, kasihan calon tunangan gue belum sarapan," jelas Andrew.

Grace menatap Claire tidak tega, tetapi saat melihat Andrew menunjuk kotak bekal itu menggunakan dagunya, akhirnya Grace membuka kotak makanan itu, di dalamnya ada dua potong sandwich stroberi dan sticky note berwarna merah muda.

Happier or Sadder? [END] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang