"Tidak ingin kasar, tetapi jika menyentuh milik ku, aku rela melanggar semua peraturan untuknya."
-Andrew Gema Reinner
-🥀-
Kumandang adzan dzuhur terdengar lima belas menit yang lalu, karena tadi dipanggil oleh guru akhirnya Claire dan Mika salat terlambat.
Kedua orang itu berlari kecil menuju masjid di sekolah.
"Ih, kita udah nggak kebagian sholat berjamaah, Claire," ucap Mika.
"Lho? Kata siapa? Itu lagi sholat jamaah kok." Tatapan Claire tertuju pada dalam masjid, para perempuan bergerak secara bersamaan.
"Tapi 'kan udah iqamah dari tadi, Pak Jefri juga udah keluar," jelas Mika. Pak Jefri adalah guru agama yang sering menjadi imam di masjid sekolah.
Claire mencopot sepatu dan kaus kakinya, ia langsung masuk ke dalam masjid guna menaruh mukenanya.
"Allahuakbar."
Claire dan Mika yang tadinya hendak keluar masjid menjadi terhenti kala mendengar suara itu, mereka saling bertatapan.
"Gema," gumam Claire.
"Iya, itu suara Andrew," timpal Mika. Mereka tidak bisa melihat karena bagian laki-laki dengan perempuan diberi penutup.
"Ayo cepet ambil wudhu biar kebagian sholat jamaah!" ajak Claire.
Tujuh menit kemudian Claire tengah mengenakan sepatunya, senyumnya tak luntur sejak tadi, suara merdu Andrew masih terngiang di telinganya. Ah, bayangkan saja kelak dirinya akan salat berjamaah dengan anak-anaknya, sedangkan Andrew yang menjadi imamnya.
"Nggak pegel apa tuh bibir ngangkat mulu," sindir Mika.
Claire berdecak sebal.
"Tapi gue salut juga sih sama Andrew, meskipun bandel tetap rajib ibadah, suaranya bikin meleleh banget lagi," puji Mika.
Claire menyentil dahi sahabatnya. "Dia punya gue nggak usah bayangin yang aneh-aneh lo, gue aduin Luke mampus."
***
Seorang gadis berjalan menuju ke toilet sendirian, sahabatnya yang biasa menemani sedang di dalam kelas menyelesaikan tugasnya.
"Tunggu," pinta seseorang dari belakang.
Claire menghentikan langkahnya lantas membalikkan badan. Ada Nevy dan gengnya. Nevy adalah primadona di SMA Jaya Bakti, siswi kelas 12 IPS 4, ketua cheerleaders, gadis cantik, tinggi, langsing, putih, dan berambut ombre.
"Lo yang namanya Claire wakil ketua osis itu, 'kan?" tanya Nevy, Claire mengangguk.
Nevy menatap tampilan Claire dari atas sampai bawah. "Gue denger-denger lo pacaran sama Andrew, ya?"
Claire mengangguk tanpa ragu. "Iya, kenapa Kak?"
"Nggak salah lo? Secara lo 'kan pinter, wakil ketua osis, jadi gue rasa lo lebih pantas sama Galen daripada sama Andrew."
Claire tersenyum. "Iya, bener. Gue emang pinter, wakil ketua osis, dan emang cuman lo yang pantes."
Nevy menunjukkan senyum kemenangan.
"Pantes ditolak."
***
Bel istirahat baru berbunyi lima menit yang lalu, Claire duduk di kursi depan kelas bersama Andrew.
"Onta, menurut lo Kak Nevy cantik nggak?" tanya Claire, tatapannya menatap Nevy dan lainnya yang sedang berlatih cheerleaders.
"Cantik," jawab Andrew jujur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Happier or Sadder? [END] ✓
Teen Fiction|| SEKUEL CERITA TEARS OF SINCERITY || ⚠️ Cerita yang bakal bikin kalian suudzon, emosi, dan senyum-senyum sendiri! ⚠️ *** Pernahkah kamu berkhayal? Menghayal menginginkan hidup bersama seorang Pangeran. Namun, sudahkah kamu memikirkan bagaimana keh...