55. Daddy Sem

592 81 31
                                    

Halloo ketemu lagi kita!
Gimana kabar kalian?

Siap baca chapter 55. Daddy Sem. Kira-kira apa nih kenapa judulnya Daddy Sem 🌚

Sambil baca sembari komen ya biar aku makin semangat update dan rajin-rajin Double up. Terima kasih sayangku. Selamat membaca <3

***

"Semesta tidak berpihak kepadaku, bahkan Pahlawanku sendiri lebih memilih Jagoan lain."

-Happier Or Sadder?

-🥀-

Empat hari yang lalu Andrew dan kedua orang tuanya berlibur ke Berlin, Arkan menuruti permintaan istrinya.

Seorang laki-laki dengan motor Scoopy putih yang sudah lama tidak digunakan itu masuk ke dalam pekarangan rumah Reycal setelah dari rumah Rayen, ia memarkirkan motornya, kemudian menekan bel yang langsung disambut baik oleh pembantunya.

Laki-laki itu adalah Andrew, ia menghampiri sang tuan rumah yang sedang menonton TV.

"Hai Om!" sapa Andrew pada Reycal.

"Nih, dari Mamah." Andrew menyerahkan satu kantong plastik kresek putih oleh-oleh dari Berlin.

"Ah, mamahmu ini memang baik, terima kasih ya," ujar Reycal menerima bingkisan itu.

"Mau minum apa?"

"Nggak usah Om, Andrew mau langsung pulang, mau ke rumah Om Sem juga."

"Yah, nggak bisa ngobrol deh kita," kata Reycal.

"Oh iya, Om punya sesuatu buat kamu, bentar." Reycal bangkit dan pergi meninggalkan Andrew sendirian.

Andrew menatap sekitarnya, rumah ini selalu sepi, Andrew tahu hubungan Reycal dengan Galen tidak baik. Jika dirinya dengan Arkan, Andrew yang selalu berusaha mendekati papahnya, tetapi tidak dengan Galen, laki-laki itu bahkan malas membalas ucapan Reycal, atau bahkan sepertinya jika tidak penting Galen tidak berbicara padanya.

Reycal kembali membawa satu paper bag yang langsung diserahkan pada Andrew. "Sepatu baru buat kamu."

"Eh, nggak deh Om. Andrew baru aja beli sepatu, nanti malah nggak kepake. Mending buat Galen aja Om," tolak Andrew tidak enak, Reycal memang terkadang membelikannya sesuatu, tidak sesering Sem.

"Galen juga baru Om belikan, ini memang sengaja buat kamu."

Galen yang sedang belajar di kamarnya yang memang dekat dengan keberadaan mereka mendengar itu, ia berdecih pelan.

"Baru? Emangnya kapan Ayah beliin sepatu baru buat Galen?" batin Galen miris karena Reycal membelikan sepatu baru untuknya mungkin dua bulan yang lalu.

Beberapa menit kemudian setelah Andrew pulang Galen keluar kamar, saat melewati Reycal, ia berhenti.

"Anak bodoh tadi udah pulang?" tanya Galen.

Reycal menatap Galen tak suka, sedangkan yang ditatap seperti itu tidak peduli.

"Berhenti merendahkan orang lain Galen!"

Galen berdecih. "Ayah kenapa sih selalu belain cowok bodoh itu? Yang anak Ayah itu aku atau dia, Yah?!" tanya Galen muak.

Sejak ibunya tidak ada, saat ada pertengkaran antara Galen dan Andrew, Reycal pasti akan membela Andrew dan malah menyalahkannya, bahkan memarahi. Galen muak mendengar pujian, belaan, dan kata-kata baik lainnya yang Reycal ucapkan untuk Andrew.

Happier or Sadder? [END] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang