30. Pulang Bersama Galen

574 76 29
                                    

"Aku tahu aku bodoh, itu sebabnya kamu lebih memilih pergi dengan laki-laki lain daripada kekasihmu sendiri."

-Andrew Gema Reinner

-🥀-

Sore ini Andrew dan Claire tengah berkeliling mall sejak tadi, tetapi tidak ada yang mereka beli.

Claire melihat-lihat ke sekelilingnya, kemudian saat melihat boneka beruang Grizzly, Claire berlari menghampirinya, ia memeluk boneka berukuran jumbo itu, bahkan lebih tinggi darinya. Claire menggesek-gesekan hidung beruang cokelat itu ke hidungnya dengan gemas.

Andrew menghampiri Claire, senyumnya mengembang melihat kekasihnya yang selalu kasar ternyata masih menyukai boneka.

Setelah puas memeluk, Claire menaruh kembali bonekanya, ia menghampiri Andrew dengan senyuman.

"Ayo pergi," ajak Claire.

"Kok nggak diambil bonekanya?" tanya Andrew.

Claire menggeleng. "Nggak, mahal," jawabnya berbisik.

Andrew terkekeh. "Lo punya ATM berjalan dan masih bisa bilang kayak gitu? Apa gunanya gue."

"Ambil yang lo suka," suruh Andrew, Claire kembali menggeleng.

"Nggak ah, gue nggak mau, nggak enak tau kalau dibeliin tuh."

"Gue pacar lo, dan ini uang gue, bukan uang orang tua gue. Udah sana pilih yang lo suka," perintah Andrew.

"Beneran nggak apa-apa?" tanya Claire, Andrew mengangguk mantap membuat Claire kembali menghampiri boneka itu.

"Gema, lucu yang mana?"

Tangan Claire yang kiri memeluk boneka Grizzly, sedangkan yang kanan memeluk boneka Ice Bear, jadi posisinya diapit oleh dua boneka.

"Yang tengah."

***

Setelah dari mall tadi mereka tidak langsung pulang, Claire mengajaknya ke sebuah bukit untuk melihat sunset, Andrew hanya menurut saja.

"Onta, emang baru pertama kali ini lo pacaran?" tanya Claire.

"Iya, dan lo jadi orang pertama yang gue taksir," jawab Andrew.

"Tipe lo itu yang kayak gimana?" tanya Claire.

"Yang kayak lo," jawab Andrew tanpa berpikir.

Claire hanya merotasikan bola matanya malas, Andrew selalu melambungkan hatinya ke awang-awang.

"Kalau lo?" tanya Andrew balik.

"Kayak bokap lo."

"Anjir! Mau rebut hati Papah gue lo?" tanya Andrew tak santai.

"Kalau rebut hati anaknya aja gimana?" Claire menaik-turunkan alisnya, berusaha untuk menggoda Andrew.

Andrew diam untuk sesaat, ia memegangi pipinya tiba-tiba terasa panas, padahal sekarang sudah sore hari, udara sedang dingin.

"Bon ...."

"PIPI GUE KOK PANAS?!"

Claire tertawa puas mendengar itu.

"Serius nih, tipe gue itu yang dingin, setia, tajir, sholeh, pekerja keras, sabar, ganteng, pinter, tinggi, mancung, bukan pemabuk, nggak suka berantem, nggak suka balapan, nggak suka boong-"

"Dan nggak pernah ada," sela Andrew jengah.

"Lo nyari pacar kayak bikin karakter fiksi yang cacat logika, terlalu sempurna! Nggak akan pernah ada di dunia," protes Andrew.

Happier or Sadder? [END] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang