31. Cacian

577 89 24
                                    

"Jika menjelaskan yang sebenarnya pun mereka tidak akan percaya, kejujuran apapun sekarang akan terdengar seperti alasan."

-Happier Or Sadder?

-🥀-

Hari Rabu adalah jadwalnya kelas 11 IPS 5 dan 11 IPA 1 berolahraga. Iya, itu artinya kelas Andrew dan kelas Claire.

Kenapa dihari dan jam yang sama?

Karena sekolahan mereka memiliki dua guru olahraga.

Murid kelas 11 IPA 1 sudah berbaris rapi di lapangan, berbeda dengan murid 11 IPS 5 yang masih saja berjalan santai, padahal guru olahraga sudah menunggu mereka di lapangan.

Prittttt!

Peluit panjang milik Pak Radi dibunyikan, mengintruksi agar murid yang katanya kelas buangan itu segera berbaris.

"Cepetan baris! Kalian ini kenapa sih suka banget mengulur waktu?!" marah Pak Radi membuat mereka berlari ke lapangan dan membuat barisan di samping kelas Claire.

"Kalau cewek-cewek saya bisa memaklumi, tapi kalian cowok-cowok lama banget itu ngapain?! Benerin kutang?!" omelnya membuat tawa muridnya pecah.

"Hahahaha!"

"Diam kalian!" Sontak semuanya langsung diam.

Andrew berlari dari kejauhan lantas langsung masuk ke dalam barisan paling samping.

"Kenapa kamu telat Andrew?!"

"Dari toilet, Pak," jawab Andrew jujur.

"Alah, emang dasarnya siswa males sekolah ya gitu, Pak," sahut salah satu laki-laki sekelas Claire.

"Gitu Claire kelakuan pacar lo? Malu-maluin aja."

"Bisa-bisanya cewek sepintar Claire dapet cowok bego kayak Andrew, tampang doang ganteng, otak nggak ada."

"Pantesan juga sama Galen."

"Paling Claire dipaksa, kalau gue jadi Claire sih lebih milih Galen. Apa hebatnya Andrew coba?"

"Jangan gitu Fer, Andrew tuh hebat, hebat dapatin nilai nol!"

"HAHAHAHA!" seluruh murid kelas 11 IPA 1 tertawa, kecuali Claire dan Mika.

Claire menatap Andrew kasihan, laki-laki itu hanya diam seakan tidak mendengar apapun.

"BERANI LO NGOMONG KAYAK GITU, HAH?!" Dirga hendak menghajar Viktor yang mengejek Andrew, tetapi Luke menahannya.

"Biarin, yang ada kita bakalan makin kelihatan buruk," kata Luke berusaha menenangkan Dirga.

"Nggak usah dipeduliin," ucap Andrew.

"Mentang-mentang badan kalian pada gede, kalian suka banget ya berantem?" sinis Pak Radi pada rombongan Andrew.

"Hari ini Pak Erwin nggak berangkat, kelas 11 IPS 5 dititipkan ke saya, karena saya ada kesibukan untuk mengurus osis, jadi kalian hari ini olahraga sendiri, materinya basket, silahkan pemanasan terlebih dahulu. Saya tinggal, jangan sampai ada keributan atau mengganggu kelas lain," jelas Pak Radi.

"Ayo Galen, Claire, kalian ikut saya," ajak Pak Radi, nadanya tidak terdengar ada amarah, ya maklum saja murid kesayangan.

Claire dan Galen keluar dari barisan, mereka berjalan beriringan di belakang Pak Radi sembari berbincang-bincang. Andrew menatap kepergian mereka dengan tatapan yang tak bisa diartikan.

"Kalau dilihat-lihat Claire itu cocok banget sama Galen, udah sama-sama pintar, ketos sama waketos, sering ikut lomba bareng, jadi kenapa nggak pacaran aja coba?"

Happier or Sadder? [END] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang