07. Perasaan yang Salah

1K 130 24
                                    

"Maaf sempat meninggalkan, sekarang aku kembali. Bisakah kita seperti dulu lagi?"
-Yang Shee

"Sepertinya Princess bertemu dengan masa lalunya, aku takut dia akan menghilang."
-Arkan Reinner

-🥀-

"Jadi, lo fotografer yang diundang itu?" tanya seorang laki-laki yang duduk di samping Radella.

Laki-laki dengan badan tinggi tegap, rahang tegas, rambut hitam legam, hidung mancung, alis hitam tebal, dan bibir tipis itu begitu manis saat melengkung. Mungkin itu yang dimaksud wajahnya bak Dewa Yunani.

Radella mengangguk dengan gumaman. Namun, tatapannya tidak menatap ke wajah laki-laki itu, ia justru terfokus pada gantungan kunci mobil di atas meja. Gantungannya berbentuk sebuah plaster bergambar beruang cokelat yang dibekukan menggunakan resin.

"Gue nggak tau, soalnya asisten gue yang nyari dari data mahasiswi terpintar di kampus lo."

Radella diam, sejujurnya ia tidak mengira akan bertemu dengan laki-laki itu lagi.

"El—"

Radella menghela napas mendengar sebutan itu.

"Yang Shee. Berhenti manggil gue, El. Gue Radella, bukan El," protes Radella.

Laki-laki tampan itu bernama Yang Shee, terdengar sedikit aneh mungkin di telinga kita. Kakeknya yang mengusulkan nama itu karena ia berdarah China.

Jika Arkan memanggilnya 'Ra', Reycal memanggilnya 'Adel', sedangkan Yang Shee sejak kecil memanggilnya 'El'.

"Tapi dulu—"

"Itu dulu, dan masa lalu."

Yang Shee memainkan lidahnya di dalam mulut, bingung harus memulai darimana. Sudah bertahun-tahun tidak bertemu sejujurnya banyak yang ingin ia ceritakan. Namun, sayangnya keadaan sudah tidak seperti dulu lagi.

"Kita—"

"Kita cuman teman," sela Radella. "Gue udah punya Arkan, suami gue. Dan gue juga lagi mengandung," lanjutnya.

Yang Shee memejamkan mata sembari mengembuskan napas, berusaha menelan kekecewaan. Salahkan pada dirinya yang datang terlambat.

"Tapi tatapan lo nggak bisa bohong El, kalau di hati lo masih ada nama gue," balasnya.

Radella membuang muka mendengar itu. Yang Shee adalah teman kecilnya yang begitu tulus dan sabar menghadapi sifat dinginnya dulu.

Saat Radella masih tinggal di rumah neneknya, rumah mereka bersebelahan. Namun, saat TK, Radella dan keluarganya pindah ke rumah baru. Iya, rumah yang satu komplek dengan Kesya.

Setelah lama tidak bertemu, ternyata saat SMP, Tuhan mempertemukannya kembali karena Yang Shee berpindah rumah. Mereka kembali dekat, kemudian ....

Flashback On.

"El," panggil Yang Shee saat mereka berdua masih berada di kantin.

Radella menjawabnya dengan gumaman singkat, gadis itu masih sibuk memakan baksonya.

"Lo suka, 'kan sama gue?" tanya Yang Shee tiba-tiba.

Radella terkejut mendengar pertanyaan berbobot itu, ia mendongak.

"Gue tau El, lo suka sama gue. Lo juga tau, 'kan gue suka sama lo? Kalau gitu kenapa kita nggak pacaran aja?" tanya Yang Shee.

Sejujurnya Radella memang ada perasaan pada teman kecilnya itu. Namun, Radella tidak tahu itu perasaan apa. Hanya sekadar sahabat atau lebih.

Happier or Sadder? [END] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang