80. Momen Hangat

826 95 63
                                    

Assalamualaikum teman-teman!
Sebenarnya lagi capek banget+malam-malam kehujanan lagi, tapi tetap usahain buat update:)
Semoga kalian suka chapter ini, ya!^^

Yang kangen ArRa kuyyy kita meleyot bareng-bareng. Selamat membaca, jangan lupa vote dan spam komennya. Terima kasih.

***

"Lebih baik ditinggalkan dengan kesedihan daripada bertahan dengan keterpaksaan."

-Radella Maurillea Reinner

-🥀-

"Ra, kalau seandainya gue selingkuh, lo bakal gimana?" tanya Arkan penasaran.

Hari ini Arkan cuti kerja, hal itu ia manfaatkan untuk berdiam di rumah, menghabiskan waktu bersama keluarganya. Radella dan Arkan tengah duduk santai di ruang keluarga, sedangkan Andrew? Entahlah laki-laki itu tadi sedang berada di kamar.

"Aku bakal marah, ngambek yang lama, terus nangis di depan kamu deh!" jawab Radella enteng.

"Kenapa harus nangis?" tanya Arkan.

"Karena kamu nggak akan tega kalau lihat aku nangis!" jelas Radella girang, Arkan yang gemas langsung memeluk Radella dengan senyuman.

"Bener, 'kan?" tanya Radella memastikan.

Arkan mengangguk, nyatanya ia tidak akan bisa melihat Radella menangis, rasanya hati Arkan ikut sakit.

Radella terkekeh kecil. "Bercanda, kalau kamu mutusin buat selingkuh, aku bakal nyuruh kamu milih antara aku dan dia. Kalau kamu milih dia, aku dan Andrew yang bakal pergi, tapi kalau kamu milih aku, kamu harus tinggalin dia. Kamu sendiri tau aku sama Andrew paling nggak suka jadi yang nomor dua atau jadi nomor satu diantara yang lainnya, kita pengin jadi nomor satu dari satu-satunya pilihan," terang Radella.

"Kalau aku milih dia? Kamu nggak mau nahan aku?" tanya Arkan.

Radella tersenyum, kemudian menggeleng pelan. "Kalau orang itu mutusin buat pergi itu artinya dia emang udah nggak mau sama kita, jangan dipaksakan. Lebih baik ditinggalkan dengan kesedihan daripada bertahan dengan keterpaksaan. Kalau dia emang sayang sama kita udah pasti dia bakal tetap bertahan, jangan sampai jatuhin harga diri untuk orang yang udah nggak mau lagi sama kita," jelas Radella, sorot matanya begitu tenang saat mengatakan itu.

Arkan tertegun mendengarnya, ternyata ia tidak salah menjadikan Radella sebagai istrinya, ucapan Radella tadi seperti wanita terhormat. Intinya sesayang apapun kita dengan seseorang, jangan sampai menjatuhkan harga diri kita untuk orang itu, bahkan jangan sampai kita mengatakan padanya bahwa kita sangat mencintainya, meskipun sebenarnya seperti itu, ungkapkan saja seadanya. Karena jika dia tahu kita sangat mencintainya, maka dia akan berperilaku semena-mena, merasa bahwa jika melakukan kesalahan fatal pun orang itu akan selalu memaafkannya.

"Kalau seandainya suatu saat aku sengaja atau nggak sengaja nyakitin kamu, ingatin aku kalau aku selalu sayang sama kamu dan kamu pernah menjadi satu-satunya Princess di hati Arkan Reinner," kata Arkan.

"Dan lagi, selalu ingat pesan aku sewaktu SMA, 'Jangan pernah jatuhin air mata kamu, buat orang yang udah sakitin kamu, termasuk kalau itu aku, Ra,'."

Radella menggeleng sembari meneteskan air matanya. "Nggak bisa, aku pasti nangis."

Arkan tersenyum seraya menghapus air mata istrinya. "Baru juga dibilangin, jangan cengeng, Princess."

"Kalau seandainya aku yang selingkuh kamu gimana?" tanya Radella balik.

Happier or Sadder? [END] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang