06. Dia ... kembali?

1.2K 130 20
                                    

"Aku takut suatu saat pikiran jahat akan menyuruhku untuk mencari Princess lain, maka dari itu rasa sayangmu jangan melebihi perasaanku. agar aku terus memperjuangkanmu."

-Arkan Reinner

-🥀-

Ding dong.

Bel pintu rumah berbunyi, Radella yang sedang membaca buku novel menjadi terhenti. Kakinya melangkah untuk membukakan pintu.

Setelah pintu terbuka, tubuhnya mematung melihat sosok laki-laki berkemeja putih yang semua kancingnya terbuka memperlihatkan t-shirt putihnya.

Mereka saling diam, Radella sudah lama tidak melihat wajah manis dan lesung pipi itu.

"Derren," lirih Radella masih syok.

Laki-laki yang menjadi mantan Radella itu mengangguk. "Gue ke sini cuman mau minta maaf sekaligus mau pamit sama lo," jelas Derren.

"Darimana lo tau alamat rumah gue?" tanya Radella.

"Tadi gue ke rumah lo yang dulu. Katanya lo udah pindah, terus gue dikasih alamatnya sama nyokap lo," terang Derren.

"Maaf atas perlakuan gue dulu. Gue tau gue brengsek, gue jahat. Tolong maafin gue buat kali ini aja, karena mungkin setelah ini kita nggak akan ketemu lagi."

Kening Radella mengernyit.

"Gue mau pindah ke Singapore hari ini," lanjut Derren menjawab kebingungan mantan pacarnya.

"Ternyata Diva bukan cewek baik," celetuk Derren lirih.

Radella terkekeh sinis, ia membuat wajah seolah terkejut.

"Dia bukan cewek baik sejak bayi dan lo baru sadar sekarang? Ke mana aja lo! Sejujurnya gue emang awalnya udah nggak suka sama dia, punya firasat kalau dia busuk. Cuman gue buang firasat gue juah-jauh, karena gue orangnya nggak enakan, dan rasanya kurang sopan kalau gue nolak kedekatan dia."

"Oh, iya. Apa yang udah dia lakuin ke lo? Selingkuhin lo? Bohongin lo? Atau ...." Radella sengaja menggantungkan kalimatnya.

"Dia kasih tubuhnya ke cowok lain setelah lo nikmatin?" tebak Radella dengan wajah girang, seolah ia bisa menebak pertanyaan yang begitu sulitnya.

"Ah, emang sih. Dia murah. Oops!" Radella menutup mulutnya menggunakan tangan berpura-pura keceplosan.

"Rasanya jahat ya kalau gue buka isi pikiran gue selama ini yang ternyata itu fakta."

Sejujurnya Radella tahu bahwa Diva memang seperti itu, masih ingat kata Husen dulu?

Flashback On.

"Dia deketein gue cuman karena gue deket sama lo. Setelah lo putus sama dia, Diva menjauh dari gue, bahkan waktu gue butuh dia, dia selalu nggak ada. Dan lebih parahnya lagi dia deket sama Derren, Bang."

"Bangs*t!" umpat Husen.

"Terus lo udah putus sama Derren?" tanya Husen, Radella menggeleng lemah.

"Diva itu emang jal*ng," ungkap Husen.

Flashback Off.

Kalimat Husen dulu bukan umpatan semata karena sedang marah, tetapi itu sebuah fakta yang ia ambil selama berpacaran dengan Diva.

Derren terkejut mendengar penuturan Radella. Radella yang Derren kenal tidak berani berbicara sekasar dan sefrontal itu. Meskipun yang diucapkannya itu benar.

Radella yang Derren kenal adalah gadis yang baik hati, sabar, bertutur kata sopan, lembut, dan selalu memikirkan perasaan orang lain.

"Del-"

Happier or Sadder? [END] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang