Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh!
Gimana kabar kalian hari ini?
Bad day or Good day?Vote dulu sebelum baca, spam komennya jangan lupa biar aku cepet update. Terima kasih^^
Selamat membaca <3
***
"Sesalah apapun perempuan, laki-laki tidak pantas berlaku kasar."
-Happier Or Sadder?
-🥀-
Di dalam ruangan kerjanya, seorang pria duduk dengan mata yang terus menatap foto di dalam ponselnya dengan sendu.
Layar itu memperlihatkan Yang Shee dan Radella saat masih kecil. Di foto itu mereka tampak menggemaskan, bibir Radella belepotan karena memakan es krim, sedangkan Yang Shee tengah mengelap bibir gadis itu menggunakan tisu. Foto itu diambil oleh papanya Yang Shee.
Laki-laki itu tersenyum kecut, mengingat mereka sudah tidak bisa seperti dulu lagi, apalagi sekarang Radella sudah memblokir semua akun sosial medianya.
Radella telah mengingkari janjinya lagi.
Flashback On.
"El, ini, permen kapas dari Papa, katanya makasih kamu udah mau jadi model Papa sama aku," ujar Yang Shee kecil menyodorkan permen kapas besar.
Radella menerima itu. "Terima kasih," jawabnya singkat tanpa senyuman.
Mereka tengah berada di atas rumah pohon milik Yang Shee.
"El, nanti kalau kita udah gede janji ya tetap sama-sama terus?" pinta Yang Shee kecil menatap Radella sendu.
Radella tersenyum tipis, sangat tipis bahkan sampai Yang Shee tidak bisa melihatnya, kemudian ia mengangguk pelan.
Senyum ceria Yang Shee mengembang. "Janji?" tanyanya mengangkat jari kelingking.
Dahi Radella berkerut pertanda tidak paham maksud jari itu. Yang Shee yang tidak sabar langsung menarik jari Radella, kemudian menautkan dengan jari kelingkingnya seperti sedang mengikat janji.
"Kata Mama, ini itu namanya janji jari kelingking, jadi kita nggak boleh kalau nggak nepatin," jelas Yang Shee.
"Aku nggak sabar pengin cepet gede, El."
Mata Yang Shee menengadah ke atas, menatap langit-langit yang mulai gelap.
"Kayaknya mau ujan El, ayo kita pulang, nanti kamu sakit," ajak Yang Shee.
Radella sebenarnya ingin hujan-hujanan, tetapi ia tidak mau dimarahi bundanya, jadilah ia menurut saja pada Yang Shee. Mereka bangkit dari duduknya. Yang Shee turun lebih dulu, kemudian disusul oleh Radella. Namun, saat di tangga terakhir, gadis kecil itu dan permen kapasnya terjatuh.
Yang Shee langsung membantunya untuk duduk. "Lutut kamu berdarah, El," ucapnya saat lutut Radella sedikit mengeluarkan darah.
"Kamu bawa plaster nggak?" tanya Yang Shee karena sangat tahu bahwa sahabat kecilnya itu ke mana-mana selalu membawa plaster.
Radella menyerahkan sebuah plaster pada sahabatnya, Yang Shee menerima itu, membuang kertasnya dan menempelkan plaster itu pada luka Radella, sebelumnya Yang Shee meniup lukanya terlebih dahulu.
"Ayo aku gendong aja, El, pasti kamu susah jalan."
Radella ingin menolak, tetapi Yang Shee sudah terlebih dahulu berjongkok di depannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Happier or Sadder? [END] ✓
Teen Fiction|| SEKUEL CERITA TEARS OF SINCERITY || ⚠️ Cerita yang bakal bikin kalian suudzon, emosi, dan senyum-senyum sendiri! ⚠️ *** Pernahkah kamu berkhayal? Menghayal menginginkan hidup bersama seorang Pangeran. Namun, sudahkah kamu memikirkan bagaimana keh...