"Ketakutan terbesarku adalah ketika kamu menyerah pada keadaan."
-Radella Maurillea Reinner
-🧸-
"Aku adalah shipper sejati, di mana aku rela melihat orang yang aku cintai bahagia dengan pilihannya sendiri."
-Dirga Kayler
-🥀-
"Ini dokumen yang harus Arkan baca." Sem menyerahkan sebuah dokumen pada Radella.
Seharusnya Daniel yang mengantarkan, tetapi Sem mengatakan agar dirinya saja sekalian mampir ke sana.
"Makasih, Kak."
"Gimana keadaan Arkan?" tanya Sem.
Sudah dua Minggu yang lalu pasca Arkan sadar dari koma, kondisi Arkan masih tetap duduk di kursi roda, selama ini pria itu rutin diantar Radella pergi untuk pengobatan, psikoterapi, dan terapi fisik.
"Kakinya masih belum bisa buat jalan," jelas Radella.
"Andrew main?"
"Enggak kok, di rumah. Ayo masuk, Kak," ajak Radella.
Sem menggeleng. "Gue langsung pulang aja, salam buat Arkan. Kalau ada apa-apa lo bisa kabarin gue," kata Sem.
"Iya Kak, makasih ya."
Setelah itu Sem berjalan pergi masuk ke dalam mobil Lamborghini merahnya.
"Mamah! Sepatu Andrew mana?!" teriak Andrew dari dalam rumah.
"Di lemari biasanya!" jawab Radella ikut berteriak, ia melangkah masuk ke dalam rumah setelah mobil Sem melaju.
"Astaga, Mas! Kenapa kamu nggak bilang kalau mau makan," ucap Radella saat melihat Arkan tengah makan sendiri di ruang makan, tetapi pria itu tetap duduk di kursi roda, piringnya dipegang, Radella langsung menghampiri lantas berjongkok di sampingnya.
"Sini biar aku yang suapin." Radella mengambil alih piring di tangan Arkan, kemudian mulai menyuapinya.
"Oh, iya, ini dari Kak Sem." Wanita itu menyerahkan dokumen tadi, Arkan menerimanya.
"Mamah! Jaket Black Eagle Andrew di mana sih? Di lemari nggak ada!" teriak Andrew lagi.
Radella menghela napas, dua Minggu ini ia merasa kewalahan karena harus mengurus ini-itu, Bi Surti memutuskan untuk berhenti menjadi asisten rumah tangganya lantaran anaknya melarang untuk bekerja lagi, sedangkan Radella belum menemukan pembantu yang cocok.
"Ada, semalam Mamah yang naruh di lemari!"
"Nggak ada Mah, udah Andrew cari berkali-kali!"
Radella mengembuskan napas berusaha untuk sabar. "Bentar ya, Mas, aku cariin jaket Andrew dulu."
Radella menaruh piringnya di atas meja, kemudian naik ke atas kamar putranya yang super berantakan. Sepatu, baju, jaket, bantal, selimut, semuanya berserakan di lantai, bahkan bad cover-nya sampai terlepas dari kasur.
"Astaghfirullah, Andrew! Kenapa berantakan gini sih? Mamah udah capek, kamu jangan bikin Mamah nambah kerjaan gini dong," omel Radella.
"Ini tadi pagi udah Mamah rapihin lho, lemari juga, astaghfirullah," keluh Radella setelah melihat isi lemari sama berantakannya.
Kedua tangannya membuka tiap gantungan jaket di lemari khusus, setelah itu Radella mengambil sebuah jaket hitam dengan lembang burung elang yang di atasnya terdapat mahkota kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Happier or Sadder? [END] ✓
Teen Fiction|| SEKUEL CERITA TEARS OF SINCERITY || ⚠️ Cerita yang bakal bikin kalian suudzon, emosi, dan senyum-senyum sendiri! ⚠️ *** Pernahkah kamu berkhayal? Menghayal menginginkan hidup bersama seorang Pangeran. Namun, sudahkah kamu memikirkan bagaimana keh...