69. Fighting Bonsai!

581 94 21
                                    

"Karena perbedaan akan selalu menjadi penyempurna yang lengkap." -Mika Aulia

"Ada badai yang harus dilewati, padahal topan pun tak kunjung berhenti." -Happier or Sadder?

-🥀-

Seperti yang sudah ditentukan bahwa sekarang siswa-siswi bahkan guru diwajibkan bagi perempuan menggunakan kebaya dan yang laki-laki menggunakan baju batik. Andrew mengendarai mobil Aston Martin Vanquish Ultimate Volante miliknya ke parkiran sekolah, mereka yang disekitar parkiran menatap mobil mewah itu, tak sabar menunggu sang pengemudi turun.

Tak lama kemudian Andrew turun dengan kacamata hitam yang ia lepas saat keluar, laki-laki itu menggunakan baju batik lengan pendek berwarna hitam corak abu-abu yang dipadukan dengan celana jeans hitam. Andrew berputar membukakan pintu sebelah pengemudi, tangannya menggandeng seorang gadis cantik yang berada di dalam mobil. Wajahnya manis, ia mengenakan baju kebaya berwarna abu-abu yang sedikit panjang di belakangnya, dipadukan dengan rok batik abu-abu hitam, dan high heels senada. Rambutnya disanggul sehingga terlihat semakin elegan, mereka berdua berjalan beriringan dengan tangan yang saling bergandengan.

Liam menyambut mereka dengan heboh. Luke menggunakan baju batik berwarna hitam corak cokelat, Dirga berwarna hitam corak merah, sedangkan Liam hitam corak biru tua.

"Widih, udah pas banget nih, langsung tunangan di sini aja lo berdua!" celetuk Liam karena dilihat dari tampilannya Andrew dan Grace seperti menggunakan baju couple, warnanya senada.

"Nyokapnya Andrew yang beliin," jawab Grace.

Memang benar Radella yang membelikan baju batik untuk Andrew dan baju kebaya untuk Grace.

"Guys, kita bisa duduk aja nggak sih, kaki gue bisa potes lama-lama kalau berdiri terus kayak gini!" kesal Grace, ia tidak terbiasa menggunakan high heels, itu sebabnya sejak di parkiran Andrew terus menggandengnya.

(Potes : patah [digunakan untuk ranting kayu])

Keempat laki-laki itu tertawa mendengarnya.

"Jangan dulu dong, kita belum foto nih, gue udah cakep gini, jangan sampai disia-siain," kata Liam.

"Minta fotoin siapa, ya?" gumam Liam melihat-lihat orang yang disekitarnya.

"Eh, Claire, boleh minta tolong fotoin kita nggak?" pinta Grace saat Claire melintas di depannya, sontak Andrew, Luke, Dirga, dan Liam tergeming.

Claire menggunakan baju kebaya brokat putih yang terdapat sabuk pita putih di tengah dengan rok batik hitam corak putih, rambutnya disanggul dengan menyisakan sedikit poni sehingga terlihat semakin cantik.

Gadis itu diam untuk sesaat, ia menatap Andrew yang juga diam seperti menunggu jawabannya, akhirnya Claire mengangguk.

Andrew yang memang membawa kamera menyerahkan benda itu pada Claire, mereka berlima mulai menata barisan. Luke berada di paling kanan, kemudian ada Dirga, Grace, Andrew, dan Liam.

Claire tak kunjung memotret mereka, matanya menatap Andrew dan Grace lewat kamera. Mereka terlihat serasi, Grace memang pantas dengan Andrew.

"Udah belum, Claire?" tanya Liam.

Claire tersadar langsung memotret mereka. "Eh, udah kok."

"Lagi dong lagi!" pinta Grace.

Andrew berpose merangkul pundak Grace posesif, sedangkan gadis itu memiringkan kepalanya ke bahu Andrew. Claire yang membidik itu berusaha menahan dadanya yang terasa sesak.

Happier or Sadder? [END] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang