29. Grace atau Kopet yang Sakit?

554 95 18
                                    

"Tumben banget pakaiannya rapi gitu?" tanya Radella saat Andrew baru saja turun dari tangga.

Andrew hanya bisa nyengir menunjukkan gigi putihnya yang rapi, malam Minggu ini Andrew akan jalan dengan Claire, tetapi hubungan mereka masih tidak jelas, Claire belum menerimanya sampai sekarang. Mungkin Claire memberikan kesempatan pada Andrew untuk masa pendekatan.

"Mau ke mana?" tanya Arkan.

"Jalan-jalan Pah, mumpung malming," jawab Andrew.

"Papah nggak pernah mengajarkan kamu mabuk ataupun merokok, Andrew," peringat Arkan sebelum hal itu terjadi.

"Iya Pah, Andrew pergi bukan buat mabuk ataupun ngerokok," jawab Andrew patuh.

Memang seperti itu kenyataannya, bibir Andrew tidak pernah tersentuh nikotin sedikitpun, meskipun semua teman-temannya merokok, kecuali Luke. Bahkan yang lainnya juga terkadang mabuk, padahal Andrew sudah melarang mereka.

Andrew menyalimi tangan Arkan, kemudian beralih mencium punggung tangan Radella, tak lupa mengecup keningnya juga.

"Hati-hati Andrew! Jangan ngebut!" pesan Radella.

***

Setengah jam perjalanan Andrew telah sampai di depan rumah Claire, ia membenarkan kerah kemejanya sebelum menekan bel.

Setelah dirasa tampilannya sudah rapi, sopan, dan tampan, baru Andrew menekan bel. Tidak lama kemudian keluar seorang wanita cantik, yang Andrew tebak itu adalah ibunya Claire.

"Malem Tan, saya Andrew teman Claire," ucap Andrew sopan, ia menyalimi tangan wanita itu.

"Malam juga, saya Belle maminya Claire. Ayo masuk, Claire-nya tadi lagi di kamar, dandan mungkin," jelas Belle.

Andrew menurut, ia masuk ke dalam rumah. Belle mempersilahkan Andrew untuk duduk di sofa sembari menunggu Claire.

"Nah, itu Claire," ucap Belle ketika Claire keluar dari kamar.

Gadis itu menggunakan dress putih selutut dengan motif bunga, rambutnya digerai, dan di atasnya terdapat bando berwarna senada.

"Cantik banget anaknya Mami," sambut Belle.

"Ih, apa sih Mih, udah ayo pergi Gem," ajak Claire.

Andrew bangkit dari duduknya. "Maaf Tante, Om Al-nya ada? Saya kurang enak kalau belum izin sama beliau juga," ucap Andrew.

Claire tertegun mendengar itu, siapa yang mengira anak berandal seperti Andrew memiliki attitude yang baik? Begitu sopan berbicara dengan orang yang lebih tua, nada, raut, dan gaya bicaranya begitu berbeda saat dengan Claire. Claire seperti sedang melihat orang yang berbeda, tidak ada raut tengil, meledek, dan bercanda seperti biasanya, yang ada hanya raut wajah ramah dan meyakinkan.

"Kebetulan Papih Claire hari ini lembur, nggak apa-apa kalian jalan aja, pasti Al ngizinin kalian kok," jawab Belle.

Tentu saja mengizinkan, dilihat dari luar Andrew anak baik-baik, sopan, ramah, dan meyakinkan, dilihat dari pakaiannya yang serba branded Belle yakin bahwa teman Claire itu dari kalangan atas.

"Oh, ya sudah saya pamit Tante, izin bawa Claire, janji tidak akan sampai larut malam."

***

"Onta, kok lo bawanya mobil, sih?" tanya Claire saat dalam perjalanan.

"Kenapa? Lo pengin naik keranda?" tanya Andrew santai.

"Ya motor aja."

"Ini udah malem, ntar lo masuk angin."

Happier or Sadder? [END] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang