"Apapun yang membuatnya bahagia, aku senang melakukannya."
-Samuel Gilbert Vyandra
-🥀-
"Kak Sem," sapa Radella ketika panggilan tersambung.
"Memori aku ketinggalan di rumah Mommy nggak? Soalnya di rumah nggak ada," ujar Radella.
Beberapa hari yang lalu Radella dan Arkan memang pergi ke rumah orang tua Sem, hanya sekadar silaturahmi, dan sepertinya saat Radella membuka kamera, ia lupa untuk memasukkan lagi memorinya.
"Nanti gue cariin, kalau ada gue anterin ke rumah lo," jawab Sem.
"Iya Kak, makasih." Setelah itu Radella memutuskan panggilannya.
Di seberang sana Sem masih berkumpul di sebuah cafe dengan teman-temannya yang tidak lain adalah Reycal, Calvin, Adit, juga ada Rayen. Ngomong-ngomong hubungan Sem dan Reycal memang membaik, menurut Reycal sepertinya masalah di masa lalu bukan keinginan Sem, dan rasanya terlalu kekanakan jika persahabatan mereka yang sudah lama dibangun hancur hanya karena seorang perempuan.
Namun, jika mengingat perjuangannya dulu, Reycal masih sedikit merasa kecewa karena justru sahabatnya yang tidak pernah berjuang yang mendapatkan Radella. Ah, tetapi itu dulu, sekarang Radella sudah bersama Arkan. Sejujurnya Reycal juga tidak terlalu suka dengan Arkan. Karena dulu saat dirinya berjuang, Radella lebih memilih laki-laki itu.
"Adel?" tebak Reycal, Sem mengangguk sembari memasukkan kembali ponselnya.
"Kenapa? Ada masalah?" tanya Reycal, Sem menggeleng.
"Memori dia ketinggalan di rumah nyokap gue kayaknya."
"Yang berita itu emang bener?" tanya Calvin.
"Eh, iya itu. Dia beneran kerja? Emangnya kurang apa uang yang Arkan kasih?" sambung Adit penasaran.
"Dia kerja cuman biar nggak bosen," jelas Sem.
Adit geleng-geleng kepala mendengar itu. "Bosennya orang kaya emang beda. Orang lain kerja biar dapat duit, dia kerja biar nggak bosen, gue juga mau Del jadi lo," celetuk Adit.
"Arkan-nya yang nggak mau sama lo!" sarkas Calvin tergelak.
"Dia 'kan cewek, suaminya kaya, rumahnya sepi, wajar kalau kerja cuman ngalihin rasa bosan," sahut Rayen membuat Adit dan Calvin mengangguk paham.
"Apalagi orang kayak dia gampang bosen," imbuh Reycal begitu paham dengan sifat Radella.
Adit menatap Sem yang hanya diam.
"Lo masih suka sama dia, Sem?" tanya Adit yang langsung dihadiahi jitakan dari Calvin.
"Pake ditanya lagi, udah jelas iyalah!" tegas Calvin.
"Gue heran apa sih yang disukai dari dia? Iya sih cakep, banget malah, tapikan ...."
Adit nyengir kala keempat orang temannya menatapnya datar, tetapi mengerikan, ia lupa jika mereka semua pernah mencintai Radella. Astaga, kenapa terlalu banyak yang mencintai wanita itu?
"Maksud gue, sifatnya tuh ya, baik sih, baik, cuman kayaknya agak jadi beban," celetuk Adit takut-takut.
"Beban matamu! Lebih beban lo kalau lagi mabar!" semprot Reycal tak terima.
"Justru cewek kayak dia yang gue suka, yang butuh perlindungan," lanjut Reycal.
"Sama aja beban," kekeuh Adit.
"Selera kita beda Dit, gimanapun juga lo nggak akan suka sama dia," sahut Rayen yang diangguki Reycal.
"Lo tau nggak apa yang bikin dia kekanakan kayak sekarang?" tanya Rayen.
KAMU SEDANG MEMBACA
Happier or Sadder? [END] ✓
Teen Fiction|| SEKUEL CERITA TEARS OF SINCERITY || ⚠️ Cerita yang bakal bikin kalian suudzon, emosi, dan senyum-senyum sendiri! ⚠️ *** Pernahkah kamu berkhayal? Menghayal menginginkan hidup bersama seorang Pangeran. Namun, sudahkah kamu memikirkan bagaimana keh...