59. Selamat Istirahat Jagoan

900 84 24
                                    

"Meskipun aku tidak baik-baik saja, itu bukan masalah. Yang terpenting dia sudah aman, jadi aku tidak perlu repot memikirkan keadaannya disaat aku tertidur."

-Andrew Gema Reinner

-🥀-

Andrew duduk dengan pandangan kosong, ia tengah berada di markas, teman-temannya sibuk ada yang bermain kartu uno, karambol, bahkan game online.

Pikirin Andrew terlempar pada ucapan mamahnya sore tadi, ia tidak tahu kenapa kedua orang tuanya menyuruh untuk menjauhi Claire, mereka hanya mengatakan Claire tidak baik untuknya.

Padahal sebelumnya saat bertemu Claire mereka terlihat suka dengannya, terlebih mamahnya, wanita itu sering menyuruhnya untuk membawa Claire ke rumah.

Entah sejak kapan Radella jadi ikut melarang-larang seperti itu, biasanya apapun yang Andrew lakukan Radella hanya akan menasehati jika ia salah, kecuali jika balapan, Radella memang melarangnya.

Tiba-tiba ponsel Andrew yang di atas meja berdering, laki-laki meraih ponselnya, menggeser tombol hijau sebelum mendekatkan ke telinga.

"Halo Jagoan, udah lama kita nggak turun ke jalanan lagi," ucap Regent dari seberang sana.

"Kita juga udah lama 'kan nggak ketemu, terakhir ketemu lo mukulin gue karena gue nyium Claire."

"Nggak usah basa-basi, apa mau lo?!" tanya Andrew emosi.

Teman-temannya yang tadinya sibuk dengan aktivitasnya masing-masing kini jadi menatap Andrew penasaran, siapa agaknya yang berani mengganggu bosnya yang sedang dalam mood kurang baik.

"Gimana kalau kita balapan, dan yang kalah harus jauhin Claire," kata Regent.

Andrew menggeram kesal. "Claire bukan bahan taruhan, bodoh! Dia cewek gue! Milik gue!"

Terdengar kekehan dari seberang sana. "Andrew -Andrew, itu sih terserah lo. Kalau lo mau, kalau nggak ya nggak apa-apa, gue bakal rebut dia dengan cara apapun, nggak dapat cintanya nggak apa-apa, tapi gue bakal dapat first kiss-nya."

"Gue terima taruhan lo!"

***

Pukul 00:40 geng Black Eagle dan geng Aorda sudah berkumpul di salah satu jalan yang lenggang, Andrew menerima taruhan itu karena terprovokasi, ia tidak mau Claire disentuh oleh sampah seperti Regent lagi.

Andrew dan Regent tengah memainkan gasnya, dibalik helmnya Andrew menatap Regent nyalang seperti akan membunuhnya.

"Gue nggak bakal biarin lo menang kali ini," kata Regent mengejek.

Andrew hanya menatap itu tanpa ada niat untuk membalas, balapan akan segera dimulai, mereka berdua langsung bersiap-siap mengambil posisi. Seorang perempuan dengan pakaian nyentrik berdiri di antara keduanya, kemudian ia mengibarkan bendera pertanda balapan dimulai.

Kedua orang itu langsung melesat, suara motor terdengar salip menyalip, awalnya Regent di depan, kemudian Andrew menyalip, dan sekarang Regent kembali di depan. Regent memang sedikit sulit dikalahkan, Andrew harus benar-benar fokus saat melawannya.

Andrew menambah kecepatan motornya, ia menoleh sebentar ke samping saat melewati Regent, kemudian ia menyalipnya hingga Regent tertinggal jauh.

Garis finish masih cukup jauh, keringatnya sudah bercucuran, Andrew menghela napas di balik helmnya, perasannya sejak tadi tidak tenang.

Andrew yang tidak terlalu fokus, saat di tikungan ia berbelok terlalu miring membuat mesin motornya bergesekan dengan aspal hingga bunyi memekakkan telinga terdengar, belum lagi percikan api yang keluar, kaki Andrew langsung menendang aspal itu pelan agar motornya kembali stabil.

Happier or Sadder? [END] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang