Setelah mengangkat panggilan dari Mika, Claire yang tengah makan siang sendirian di kantin langsung bangkit dan berlari keluar dari tempat itu, padahal ia baru makan beberapa suap. Karena masih jam istirahat, jadilah jalanan koridor masih ramai-ramainya. Claire bahkan menabrak seseorang.
"Aduh! Bu Bos, kenapa nih lari-larian?"
Claire mendongak, ternyata adik kelasnya. Doni, anak Black Eagle yang ia tabrak.
"Sorry Don, gue lagi buru-buru," jawab Claire sembari berlari, napasnya memburu.
Claire terus berlari tanpa memperhatikan jalanan, yang ada dipikirannya sekarang hanya keadaan Mika.
"Aw!"
Claire berhenti berlari saat tak sengaja menyenggol seseorang, itu Grace.
Gadis itu jatuh terduduk di atas lantai, padahal Grace hanya tersenggol sedikit saja.
"Andrew ... sakit," rintih Grace.
"Sorry Grace, gue nggak sengaja, ada yang luka?" tanya Claire.
Claire hendak membantu Grace, tetapi tangannya langsung ditepis kasar oleh Andrew. Laki-laki itu membantu Grace berdiri.
"Apa yang sakit?" tanya Andrew perhatian.
"Kaki gue sakit banget, Ndrew," jawab Grace.
Claire menunjukkan raut wajah terkejut, seharusnya Grace baik-baik saja, lagipula tidak ada yang luka.
Andrew maju mendekati Claire, mata elangnya menatap gadis itu marah, orang-orang yang lewat memilih untuk berhenti hingga menjadi kerumunan, mereka penasaran apa yang akan terjadi selanjutnya.
"Gue tau lo masih benci sama Grace karena masalah Regent," ujar Andrew, ia ingat ucapan Grace kala itu.
"Tapi nggak dengan cara celakain dia kayak gini!" lanjutnya.
"Ini nggak ada kaitannya sama Regent, lagipula gue nggak sengaja, Gem," jawab Claire.
Oh ayolah, kenapa Andrew harus mempermasalahkan hal seperti ini disaat Claire sedang dalam keadaan mendesak?
"Dia kenapa-kenapa. Apa lo sekarang bisa tanggung jawab?" tanya Andrew dengan nada dingin.
"Harga diri lo bahkan nggak bisa nebus kesalahan lo," sambung laki-laki itu.
Hati Claire seperti teriris pisau tajam, apa semurah itu dirinya di mata Andrew?
"Ndrew," tegur Luke. Jangan sampai Andrew mempermalukan Claire lagi seperti dulu, itu keterlaluan.
Andrew mengangkat jari telunjuknya, menyuruh Luke untuk diam.
Mata Claire memerah menahan tangis. "Terserah lo mau hina gue apapun, mau nganggep gue sengaja celakain Grace, atau apa. Tapi saat ini gue harus pergi, gue lagi buru-buru."
Saat Claire hendak pergi, Luke menahannya.
"Tunggu Claire, Mika kenapa nggak berangkat?" tanya Luke, bahkan sedari tadi panggilannya tidak diangkat oleh gadis itu.
Claire tersenyum remeh. "Lo inget waktu Mika minta lo nganterin dia ke rumah sakit?"
Luke mengangguk, ia jelas ingat. Itu baru kemarin malam saat Grace ulang tahun.
"Neneknya kritis, Mika terpaksa naik taksi, tapi taksinya datang terlambat, saat di perjalanan dia dapat kabar neneknya udah nggak ada. Iya, itu artinya Mika nggak ada disaat terakhir neneknya mengembuskan napas. Andai aja lo kemarin nganter Mika, dia bisa lihat wajah neneknya sebelum pergi," jelas Claire.
KAMU SEDANG MEMBACA
Happier or Sadder? [END] ✓
Teen Fiction|| SEKUEL CERITA TEARS OF SINCERITY || ⚠️ Cerita yang bakal bikin kalian suudzon, emosi, dan senyum-senyum sendiri! ⚠️ *** Pernahkah kamu berkhayal? Menghayal menginginkan hidup bersama seorang Pangeran. Namun, sudahkah kamu memikirkan bagaimana keh...